DREAMERS.ID - Untuk mengabadikan fenomena alam langka yang akan menyapa langit Indonesia besok (9/3) pagi hari, mungkin banyak orang yang ingin memotretnya melalui kamera ponsel. Tapi jika kamu memiliki rencana itu, sebaiknya urungkan ya Dreamers kalau tidak ingin ponsel rusak.
Peneliti astronomi di Observatorium Bosscha, Moedji, menyarankan untuk tidak memotret matahari dalam waktu yang lama atau merekam, bahkan di saat Gerhana Matahari Total (GMT). Jika ingin aman, sebaiknya menggunakan penapis atau filter untuk meredam cahaya.
"Foto pakai ponsel bisa membahayakan kameranya. Setidaknya harus ada penapis cahaya yang bisa meredam cahaya," ungkap Moedji, mengutip CNN Indonesia.
Selain itu, Moedji juga menyangsikan kualitas kamera ponsel mampu mengambil gambar gerhana secara dekat dan dengan resolusi baik. Setidaknya butuh lensa tele panjang untuk mengambil foto GMT dengan kualitas yang baik, sedangkan tidak semua smartphone memiliki aksesori tersebut.
Baca juga: Tak Kalah dengan Amerika, Ini Tanggal Gerhana Matahari 'Hadir' di Wilayah Indonesia
Sedangkan jika kamera digunakan untuk melakukan selfie saat GMT terjadi, maka kamu hanya akan mendapat gambar siluet. "Muka kita tidak kelihatan. Kamera ponsel juga berpotensi rusak karena kena cahaya yang menyilaukan," ujar Rhorom Priyatikanto di tempat berbeda.Rhorom juga menambahkan, potensi kerusakan kamera ponsel ini sebetulnya juga bisa terjadi di hari-hari biasa. Menurutnya, apabila sering memotret Matahari biasa maka kamera ponsel bisa saja rusak terkena panas.
GMT yang sedang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia akan berlangsung pada 9 Maret 2016 esok di 12 provinsi Tanah Air. Fenomena langka ini, menurut Rhorom, hanya akan terlihat di kawasan Nusantara dan lautan Pasifik.
Sementara Gerhana Sebagian bisa disaksikan di sejumlah negara tetangga seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Australia.
(fzh)