DREAMERSRADIO.COM - Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, dengan besar hati menerima kekalahan timnya dari Paris Saint-Germain dalam dua leg laga 16 besar Liga Champions.
Chelsea menjadi favorit lolos ke 16 besar setelah bermain imbang 1-1 di kandang PSG pada leg pertama, empat pekan lalu. Hasil imbang tanpa gol di kandang sendiri pada leg kedua dini hari tadi seharusnya sudah cukup untuk meloloskan Chelsea.
Prediksi kemenangan Chelsea tampak semakin nyata setelah unggul jumlah pemain karena penyerang PSG, Zlatan Ibrahimovic, mendapat kartu merah. The Blues pun kian mendekati perempatfinal setelah Branislav Ivanovic mampu mencetak gol pembuka.
Namun PSG tak tinggal diam. Kalah satu gol maupun 100 gol pun tak ada bedanya. Satu-satunya peluang skuad besutan Laurent Blanc itu untuk lolos adalah dengan mencetak gol penyeimbang. Edinson Cavani pun tampil lepas mengejar ketertinggalan.
Hasilnya, David Luiz mampu menyamakan kedudukan lewat tandukannya memanfaatkan sepak pojok pada menit ke-86. Waktu normal selama 90 menit pun berakhir dengan skor 1-1. Dengan demikian, laga harus dilanjutkan dengan babak tambahan karena hasil yang sama dengan leg pertama.
Di babak tambahan pertama, Chelsea kembali unggul lewat penalti Eden Hazard namun lagi-lagi, Les Parisiens mampu menyamakan kedudukan lewat sepak pojok di babak tambahan kedua, kali ini lewat tandukan Thiago Silva. Ini menjadi ganti rugi Thiago Silva, yang menjadi penyebab hukuman penalti sebelumnya.
Baca juga: Berita Duka, Ayah Jose Mourinho Meninggal Dunia
Skor 2-2 bertahan hingga akhir dan PSG berhak melaju ke perempatfinal karena mencetak lebih banyak gol di kandang lawan.Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, mengeluhkan buruknya pertahanan timnya saat menghadapi sepak pojok. Pelatih berjuluk The Special One itu juga mengakui bahwa tekanan PSG seketika lenyap justru saat mereka mendapat kartu merah. Tekanan justru berbalik kepada Chelsea, yang dituntut untuk memaksimalkan keunggulan jumlah pemain dan tampil di kandang.
"Saya rasa mereka (PSG) layak menang. Saat sebuah tim (Chelsea) tidak bisa bertahan dari dua sepak pojok dan kebobolan dua gol, mereka tidak layak menang," ujar Mourinho seperti dilansir UEFA.
Saat sebuah tim tidak bisa bertahan dengan tekanan dalam situasi unggul satu pemain dan tampil di kandang... Bagi mereka (PSG) itu mudah: 10 pemain, strategi bertahan, serangan balik, menunggu saat yang tepat. Menanti kesalahan. Bagi mereka, tak ada lagi beban," ia menambahkan.
Mourinho tidak sekedar bicara. Ia pernah berada dalam situasi yang sama saat menangani Inter Milan. Pada leg kedua perempatfinal lawan Barcelona, Inter harus bermain dengan 10 pemain. Sejarah seolah terulang, tim yang tanpa bebanlah yang menang.
"Memang sulit (bermain dengan 10 pemain) tetapi secara mental Anda tidak lagi merasakan tekanan. Mereka layak mendapatkan hasil ini, hasil imbang ini," pelatih berusia 52 tahun itu menegaskan.