Kain lace atau dikenal dengan kain berenda dan brokat lebih identik dengan gaya orangtua. Hal itu membuat para remaja menghindari gaya berpakaian seperti itu. Tapi kini kain lace yang bisa memberi kesan feminim dan elegan mulai banyak digemari para remaja.
“Kain ini di Indonesia biasanya sangat identik dengan busana tradisional Indonesia seperti kebaya modern. Dan ini sebenarnya menjadi salah satu ciri khas yang Indonesia banget,” ungkap desainer Musa Widyatmodjo di Hotel Harris, Kelapa Gading.
Tapi seiring dengan populernya kebaya dikalangan anak muda karena bisa dikombinasikan dengan style yang modern, membuat lace menjadi populer. Bahkan ia menambahkan kepopuleran gaya kebaya dalam rancangan modern sudah mulai terasa sejak 2003 lalu.
Beberapa desainer pun mulai mencoba untuk berkreasi dengan lace dalam gaya yang lebih enerjik dan simpel sesuai dengan gaya anak muda. tapi, gaung peningkatan penggunaan lace pada kebaya maupun busana modern lainnya dipicu oleh gaun pengantin dari lace yang digunakan oleh Kate Middleton. Sosoknya tampak begitu anggun di hari pernikahannya, membuat banyak perempuan terinspirasi untuk menirunya.
“Pesona Kate sebagai seorang putri akan membuat dia sebagai seorang fashion icon dunia, dan seorang trendsetter,” tuturnya.
Ketenaran lace juga menginspirasi desainer yang mengekplorasi dalam koleksi mereka yang diperagakan di Jakarta Fashion and Food Festival 2012. Diantaranya, karya-karya Misan, Harry Lam, Sally Koeswanto, Anne Avantie, dan beberapa desainer lainnya.
Lace tak hanya digunakan dalam busana pengantin atau kebaya, tetapi juga dalam gaun-gaun cocktail yang seksi, gaun malam yang elegan, ataupun gaun mini dan blus untuk anak muda. Beberapa waktu lalu, perancang Soko Wiyanto dan Yogie Pratama juga menggelar koleksinya yang mengombinasikan lace dengan batik kudus.
“Sebenarnya semua jenis kain, termasuk lace, bisa digunakan untuk berbagai usia. Hanya saja, semuanya tergantung kreativitas dan teknik cutting yang digunakan," ujar Musa. (way)
Share 
