DREAMERS.ID - Proyek drama yang diadaptasi dari webtoon populer 'The Elementary School Student I Love' resmi dibatalkan menyusul kritik keras terkait isu pemuliaan grooming.
Pada 4 Juli, rumah produksi Metanewline menyatakan, “Kami dengan serius mempertimbangkan berbagai kekhawatiran yang muncul di masyarakat baru-baru ini. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menghentikan perencanaan dan produksi drama yang diadaptasi dari webtoon 'The Elementary School Student I Love'.”
Mereka juga menyampaikan permintaan maaf kepada penulis webtoon atas beban tambahan yang ditimbulkan akibat kontroversi ini, seraya berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam menciptakan konten yang sehat dan bermakna di masa depan sesuai dengan sensitivitas sosial yang terus berkembang.
Webtoon 'The Elementary School Student I Love', yang diterbitkan pada 2015 hingga 2020, menceritakan kisah seorang guru wanita SD yang baru saja putus dengan kekasihnya.
Dalam sebuah game online, ia mulai merasakan ketertarikan pada karakter pria yang ternyata adalah muridnya sendiri, seorang anak SD. Premis ini memicu gelombang kritik karena dianggap mendistorsi hubungan kuasa antara guru dan murid serta meromantisasi hubungan yang tidak pantas.
Kritik pedas terutama datang dari Federasi Guru Korea (KFTU), yang pada 1 Juli lalu secara resmi menuntut pembatalan produksi drama ini.
Dalam pernyataannya, KFTU menegaskan, “Guru memiliki tanggung jawab untuk membangun kepercayaan dengan siswa melalui profesionalisme dan moralitas yang tinggi. Menampilkan narasi yang menggambarkan hubungan emosional pribadi antara guru dan murid minor bukanlah romansa atau karya kreatif, melainkan pemuliaan kejahatan.”
KFTU juga memperingatkan bahwa penayangan drama ini berpotensi mengaburkan keseriusan kejahatan grooming di dunia nyata dan mendorong konsumsi ringan terhadap isu sensitif ini.
“Selain itu, melibatkan aktor anak dalam produksi ini dapat menyebabkan dampak psikologis dan emosional yang merugikan. Mengeksploitasi anak demi keuntungan komersial adalah bentuk kekerasan lain,” tegas KFTU.
(fzh)