DREAMERS.ID - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menerbitkan laporan yang berisi tentang peringatan kepada dunia soal pemanasan global yang hampir tak terkendali. Pada Senin (9/8), laporan menunjukkan bahwa 2019 merupakan tahun yang mengalami suhu terpanas sejak 2015.
Melansir laman CNN Indonesia, dalam laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), ilmuwan menilai kondisi itu tak lepas dari kesalahan umat manusia. Upaya menekan gas rumah kaca saat ini juga dianggap tak mampu menghilangkan seluruh dampak dari aktivitas yang selama ini dilakukan.
Laporan tersebut menilai gelombang panas yang mematikan, badai raksasa, hingga cuaca ekstrem lain yang saat ini terjadi kemungkinan akan lebih parah. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan laporan tersebut sebagai kode merah untuk umat manusia.
Ia menilai laporan tersebut cukup untuk menghentikan penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya sebelum menghancurkan bumi. "Bunyi lonceng alarm memekakkan telinga," kata Guterres dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari CNN Indonesia.
Baca juga: Fans Kampanye 'Tidak Ada K-Pop di Planet Mati' Desak Agensi Ikut Melawan Perubahan Iklim
Laporan menyatakan emisi yang dihasilkan dari aktivitas umat manusia mendorong rata-rata suhu global 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata era pra-industri. Pengurangan emisi hanya mampu memperlambat laju perubahan iklim.Kenaikan suhu 1,1 derajat Celcius dinilai sudah cukup untuk menimbulkan bencana dari cuaca ekstrem yang mematikan seperti gelombang panas hingga hujan lebat. Bahkan, seseorang bisa meninggal saat berada di luar ruangan karena tidak tahan dengan gelombang.
Jika dunia secara drastis mengurangi emisi dalam dekade berikutnya, rata-rata suhu masih berpotensi naik 1,5 derajat Celcis pada 2040 dan kemungkinan 1,6 derajat Celcius pada 2060, sebelum stabil.
Dilaporkan AFP, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengungkapkan para pemimpin dunia, sektor swasta dan individu harus "bertindak bersama dengan urgensi dan melakukan segala yang diperlukan untuk melindungi planet kita".
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berharap laporan tersebut bisa menjadi peringatan bagi dunia. "Saya berharap laporan IPCC hari ini akan menjadi peringatan bagi dunia untuk mengambil tindakan sekarang, sebelum kita bertemu di Glasgow pada November untuk KTT COP26 yang kritis," katanya.
(rzlth)