DREAMERS.ID - Pernahkah kamu memperhatikan bahwa orang Korea makan banyak nasi? Terkadang mereka akan makan 1-2 mangkuk sekaligus, dan terkadang bahkan menambahkan mangkuk ke sup atau semur.
Melansir laman Creatrip, menurut bukti sejarah yang digali, sepertinya ukuran mangkuk nasi di Korea bervariasi dari zaman ke zaman. Mangkuk nasi khas yang digunakan saat ini, seperti yang ditunjukkan di paling kiri gambar di bawah ini, adalah sekitar 350 gram.
Sedangkan pada dinasti Goguryeo adalah 1.300 gram (paling kanan pada gambar di atas). Ukuran di antaranya adalah Dinasti Joseon (690 gram), dan Dinasti Goryeo (1.040 gram).
Di masa lalu, jumlah makanan yang disiapkan untuk setiap kali makan sangat banyak. Mereka yang memiliki status sosial lebih tinggi akan mendapatkan makanan paling banyak. Tetapi kelas atas hanya menyantap yang mereka sukai, ada pun makanan yang tersisa akan dibagikan ke kelas bawah.
Mengingat iklim masa lalu Korea, dan lingkungan mungkin tidak ada sumber daya pertanian yang cukup. Jadi kelas atas akan makan nasi biasa, sedangkan kelas bawah akan mencampur nasi dan biji-bijian.
Baca juga: Dua Kafe Ini Jadi Tempat Jajan Bingsoo Populer di Busan
Dari catatan lama, tampaknya orang-orang dari dinasti Joseon makan lima hingga enam kali sehari. Namun, Raja Yeongjo mengurangi jumlahnya menjadi tiga kali sehari yakni di pagi, siang dan malam. Dan menambahkan berbagai daging dan lauk pauk untuk mendapatkan jumlah energi yang sama dari makanan.Sejak dinasti Goryeo, kebanyakan orang makan dua kali sehari, dan orang-orang yang lebih kaya akan makan tiga kali sehari. Ketika Korea pulih dari Perang Dunia II, Pemerintah Korea ingin mengontrol konsumsi beras karena kelangkaan pangan nasional.
Pada tahun 1981, Kementerian Kesehatan Korea memperkenalkan ukuran mangkuk stainless steel standar (diameter 10,5 cm, kedalaman 6 cm) ke seluruh negeri. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa mengurangi konsumsi karbohidrat dapat membantu menurunkan berat badan.
Ringkasnya, di masa lalu orang banyak mengonsumsi nasi karena kekurangan daging, dan kebutuhan energi untuk bekerja. Sedangkan kalangan atas makan banyak untuk menampilkan kekuasaan.
Namun saat Korea pulih dari Perang Dunia II, makan nasi banyak menjadi solusi utama menghadapi tubuh yang kurang nutrisi. Itu menciptakan kebiasaan orang Korea menghargai beras dan bertahan selama beberapa generasi. Makan banyak nasi juga bisa menjadi cara menghormati orang yang telah memasak makanan.
(rzlth)