DREAMERS.ID - Menteri Kesehatan atau Menkes merupakan pilar utama negara dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19 sekarang ini. Maka tak hayal, jika kondisi tak kunjung membaik atau bahkan semakin memburuk, menkes lah yang kemudian dimintai pertanggung jawabannya.
Melansir kumparan, setidaknya, telah ada delapan menteri kesehatan dari tujuh negara yang dipecat atau mundur di tengah krisis pandemi COVID-19. Baik karena tidak mampu menangani virus Covid-19, ataupun karena terjadi konflik internal di tubuh pemerintah.
Menkes Brasil, Luiz Henrique Mandetta
Menkes Luiz Henrique Mandetta dipecat oleh Presiden Brazil, Jair Bolsonaro pada 16 April 2020, karena pertentangan pendapat terkait penanganan COVID-19. Keduanya berselisih tentang perlu tidaknya isolasi di masyarakat dalam menekan penyebaran virus corona.
Mandetta berpendapat Bolsonaro perlu melakukan pembatasan masyarakat dan isolasi bagi yang terinfeksi. Sedangkan Bolsonaro meminta agar masyarakat tetap bekerja demi mendorong ekonomi Brasil.
Menkes Brasil, Nelson Teich
Masih dari Brazil, belum genap sebulan, Nelson Teich yang menggantikan Mandetta sebagai Menteri Kesehatan memilih mengundurkan diri dari jabatannya pada 15 Mei 2020. Permasalahanya pun hampir sama dengan Mandetta yaitu perbedaan pendapat dengan Presiden Brazil, Jair Bolsonaro.
Teich dikecam Jair Bolsonaro karena terlalu takut dalam mendorong upaya membuka kembali ekonomi dan justru menganjurkan penggunaan obat anti-malaria dalam melawan virus corona padahal tak ada bukti ilmiah.
Menkes Selandia Baru, David Clark
Menkes Selandia Baru, David Clark, mengundurkan diri pada 2 Juli 2020. Ia memilih resign setelah muncul kasus baru virus corona di negaranya. Clark mengaku telah melakukan sejumlah kesalahan dalam penanganan COVID-19. Selain itu, Clark juga sempat dikecam karena dua kali melanggar aturan lockdown dengan membawa keluarganya ke pantai.
Baca juga: Gejala Khusus COVID-19 Subvarian XB.1.16 yang Ditemukan 5 Kasus Di Jakarta
Menkes Chile, Jaime ManalichMenkes Chile, Jaime Manalich, dipecat oleh Presiden Sebastian Pinera, setelah angka kematian akibat COVID-19 mengalami lonjakan pada Juni 2020 lalu. Manalich dituduh tidak melakukan upaya preventif dalam melindungi masyarakat dari wabah. Ia juga dikritik oleh berbagai pihak lantaran menolak mengungkapkan data penularan kasus lebih rinci.
Selain itu, masalah lainya yaitu Manalich dianggap terlambat dalam memberlakukan lockdown. Perseteruan di internal Kemenkes Chili juga ikut memperkeruh kondisi tersebut. Ia akhirnya digantikan oleh Oscar Enrique Paris, seorang akademis dan doktor di bidang medis.
Menkes Ceko, Adam Vojtech
Selanjutnya ada Menkes Ceko, Adam Vojtech. Ia mendapat banyak kritikan setelah kasus Covid-19 di Ceko melonjak. Lonjakan kasus Covid-19 di Ceko terjadi usai pembatasan kegiatan masyarakat dicabut. Kini, infeksi virus corona di Ceko meningkat dua kali lipat, tercepat kedua di Eropa setelah Spanyol.
Menkes Ekuador, Catalina Andramuno
Menkes Ekuador, Catalina Andramuno, memilih mengundurkan diri diri pada 21 Maret 2020. Ia mengundurkan diri tak lama setelah laporan kasus Covid-19 di Ekuador melonjak, dari 100 menjadi 532 orang positif COVID-19, dengan tujuh kematian.
Menkes Rumania, Victor Costache
Tanpa alasan yang jelas, Menkes Rumania, Victor Costache, memilih mengundurkan diri pada 26 Maret 2020. Ia mengundurkan diri ketika kasus Covid-19 di negaranya mencapai 906 kasus infeksi dengan 13 kematian. Ratusan dokter dan perawat juga mengeluhkan minimnya alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien COVID-19.
Menkes Polandia, Lukasz Szumowski
Terakhir, ada Menkes Polandia, Lukasz Szumowski, yang mengundurkan diri pada 18 Agustus 2020. Szumowski resign karena mendapat kritikan pedas dari berbagai pihak atas penanganan Covid-19. Posisinya semakin terpojok setelah beredar isu Szumowski terlibat skandal dalam pembelian ventilator dan masker.
(sidk)