DREAMERS.ID - Hampir seluruh negara di dunia sedang berjuang melawan pandemi corona yang sudah memakan ratusan ribu korban jiwa. Berbagai kebijakan diterapkan untuk menekan angka penyebaran, dan menurut ahli ada tiga hal yang menentukan pandemi corona berhenti.
Dilansir dari laman CNN Indonesia (20/04), Ahli epidemiologi Dicky Budiman mengatakan jika aturan PSBB yang diterapkan sangat mencederai perekonomian di Indonesia. Sebaliknya, ia menyarankan pemerintah untuk tetap menerapkan kebijakan belajar, bekerja, ibadah dari rumah (work from home/ WFH) hingga social dan physical distancing.
Dicky menyebutkan prediksi akhir dari pandemi sangat bergantung pada tiga hal, yaitu terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok, kedua adalah ditemukannya obat Covid-19, yang ketiga adalah vaksin Covid-19. Tiga hal ini ia ungkap untuk menanggapi prediksi peneliti dari Universitas Harvard yang mengatakan kebijakan pembatasan jarak fisik akan berlangsung hingga 2022.
Ia menambahkan bahwa peneliti Harvard pesimis tiga hal tersebut tidak bisa terjadi dalam waktu dekat. Pasalnya, kekebalan kelompok bisa didapatkan melalui pernah terpapar infeksi atau vaksinasi. Karena hingga kini vaksin untuk virus corona belum ditemukan, maka herd immunity bisa terjadi ketika banyak orang kebal terhadap virus karena sudah terpapar atau terinfeksi.
Lebih lanjut, Dicky berharap besar obat COVID-19 bisa segera ditemukan, tetapi ia memprediksi jika penemuan itu membutuhkan waktu setidaknya 1-2 tahun. Karena penemuan vaksin tercepat dalam sejarah adalah lima tahun, yaitu untuk vaksin ebola.
Sehingga Dicky tidak menyarankan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar karena penemuan vaksin dan obat tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Sekaligus agar roda perekonomian tetap berjalan, tetapi pemerintah harus memperketat aturan jarak fisik maupun sosial, seperti yang berlaku di Australia.
(mth)