DREAMERS.ID - Korea Selatan memang tidak memberlakukan lockdown di wilayahnya. Namun mendapat banyak pujian karena penanganannya yang sigap dan cepat, didukung dengan masyarakatnya yang patuh sehingga penularan bisa sangat ditekan
Hingga 6 April, Korsel menyatakan telah ada 10.284 orang terinfeksi virus corona atau COVID-19 namun angka kematiannya sekitar 186 kasus. Korsel tidak memberlakukan karantina wilayah bahkan tidak menerapkan blokade jalan.
Puluha ribu tes dalam sehari bisa dilakukan karena pemerintah Korsel bekerja sama dengan pihak swasta untuk membuat laboratorium yang bekerja selama 24 jam. Kunci penanganan COVID-19 di Korsel adalah penelusuran ODR (orang dengan risiko), ODP dan PDP, lalu melakukan tes swab massal, dan penanganan pasien sesuai gejala.
Untuk pasien dengan gejala ringan melakukan isolasi mandiri di rumah, dan pasien dengan gejala berat dirawat di rumah sakit. Dengan begitu, pasien dengan gejala yang berat bisa segera tertangani dan tidak perlu menunggu antrian kamar.
Terlebih, pemerintah berinisiatif memberikan paket makanan dan alat higienis pada warganya agar tak perlu meninggalkan rumah untuk berbelanja. Sejumlah wargapun mengunggah berbagai bingkisan manis dari pemerintah.
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
Selama masa karantina, ada petugas medis yang datang untuk mengecek kondisi seorang warga yang harus isolasi 2 kali dalam sehari. Tak hanya itu, petugas itu datang dengan membawakan paket makanan, suplemen, dan juga pesan yang bertuliskan pesan simpati untuk keluarga yang berjuang karena positif corona yang berbunyi:We send our regards and sympathy. This “environment-friendly health package” constructed with environment-friendly crops. We hope this helps you get energy for your daily routine. Furthermore, we hope you get well soon to return to your daily life. You can do it! Fight it! Go South Korea!”
Dalam paket itu juga diberikan cara membuang sampah agar tidak menyebarkan infeksi ke orang lain. Karena memang cara pembuangan sampah ini dibedakan untuk mereka yang tidak bergejala dan yang memiliki gejala COVID-19.
Untuk orang-orang tanpa gejala COVID-19. Setelah sampah dimasukkan ke kantong pembuangan, isi kantong hanya 75 persen saja, kemudian ikat kuat, dan semprot disinfektan. "Anda harus menyimpan tas sampai akhir karantina dan memanggil nomor yang disediakan dan mereka akan membuangnya untuk Anda."
Sedangkan untuk tata cara pembuangan sampah warga yang terindikasi COVID-19 maka setelah sampah dikumpulkan dan disemprot disinfektan, segera menghubungi nomor yang disediakan.
(rei)