DREAMERS.ID - Hari ini ramai tagar #RupiahAmbyar menjadi trending di Twitter karena nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp 16 Ribu. Hal ini terjadi terutama setelah merebaknya wabah virus corona yang membuat rupiah terus tertekan sejak beberapa minggu belakangan.
Tidak salah, namun tidak semerta-merta rupiah tepat sudah di angka 16 Ribu. Karena Indonesia memiliki standar sendiri dan ‘kiblat’ dalam menentukan nilai tukar per harinya. Via Kumparan, per tanggal 19 Maret 2020, nilai tukar rupiah menyentuh Rp 16 Ribu per dolar AS.
Yang pertama adalah Banin Panin mematok Rp 16.005, sementara Bank lain sebelumnya masih di kisaran Rp 15.600-15.990. Mengapa bisa berbeda-beda? Sementara netizen menyertakan data dari Google jika nilai tukar rupiah tembus Rp 16.000 per dolar AS.
Perlu diingat, jika Google bukanlah lembaga resmi yang bisa menghitung nilai tukar rupiah atau kurs lainnya. Bank Indonesia mematoknya melalui Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOK.
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
JISDOK adalah harga spot USD atau rupiah, yang disusun berdasarkan kurs transasksi dolar AS terhadap rupiah antar bank di pasar valuta asing Indonesia, melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah di Bank Indonesia secara Real Time.JISDOR yang mulai diterbitkan sejak 20 Mei 2013, dimaksudkan untuk memberikan referensi harga pasar yang mewakili untuk transaksi spot dolar AS atau rupiah pasar valuta asing Indonesia. Jadi, bisa dibilang JISDOR adalah cerminan transaksi spot dolar AS atau rupiah yang dilakukan di perbankan, sehingga bisa jadi patokan jika akan melakukan transaksi valas.
Pada hari ini, JISDOR masih mematok nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp 15.712. Sementara di perbankan misalnya di BCA, harga belinya Rp 15.950 dan harga jual Rp 16.150. Lalu di Bank Mandiri, harga beli satu dolar AS Rp 15.950 dan harga jualnya Rp 16.300. Adapun di BRI harga belinya Rp 15.970 dan harga jualnya Rp 16.410.
Namun tidak menutup kemungkinan, karena diprediksi nilai tukar ini akan terus menurun dan melemah terhadap dolar AS Karena pasar keuangan masih dirundung sentimen negatif pandemik virus corona atau COVID-19.
"Selama belum Ada berita baik terkait pandemic ini, IHSG dan nilai tukar berpotensi terus melemah," kata Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah.
(rei)