DREAMERS.ID - Sempat viral momen Jokowi saat berkunjung ke Australia pada Senin (10/2). Utamanya ketika Jokowi terlihat menyalami anggota DPR Australia bernama Adam Bandt yang ternyata memakai pin kecil Bintang Kejora, lambang perlawanan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Bandt pun mengunggah foto tersebut di Twitternya yang memperlihatkan pin Bintang Kejora yang sangat kecil tersemat di kerah kiri jasnya. Memang, jika tidak teliti, pin itu akan terlewat dari pandangan. Dalam postingan itu, Bandt mengatakan jika ia meminta Jokowi menanggapi isu pelanggaran hak asasi manusia.
Hal ini sontak menimbulkan polemik, mulai dari kritik dan pertanyaan karena pemerintah dinilai bisa ‘kecolongan’, Presiden Jokowi bersalaman dengan sosok yang mendukung Papua Merdeka dan berpisah dari NKRI.
Via laman Kumparan, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjelaskan, Bandt adalah satu dari banyak orang yang disalami Presiden Jokowi telah berpidato di hadapan anggota parlemen Australia di Canberra. Ketika itu, banyak orang yang disalami oleh Jokowi, sehingga sulit untuk mengenalinya satu per satu.
"Ya Pak Jokowi kan orang baik. Semua disalami. Kan enggak bisa dikenali satu per satu. Saya kira itu yang senatornya (anggota DPR)," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/2).
Baca juga: Resmi, Menhan Prabowo Sandang Bintang 4 Di Pundaknya
Adegan bersalaman itu disebutkan terjadi setelah momen standing ovation yang panjang usai pidato Jokowi. Moeldoko mengatakan, standing ovation selama lima menit adalah bentuk apresiasi atas pidato Jokowi. Setelah standing ovation itu, Jokowi lalu menyalami semua yang hadir, sehingga bisa jadi Adam Bandt tertangkap kamera."Disalami satu per satu. Di situlah enggak ngertilah siapa, satu per satu kan, enggak ngerti. Namanya juga warga negara Australia. Mungkin terselip satu itu, sehingga itu yang ketangkep kamera atau gimana ya. Itulah kira-kira," kata Moeldoko.
Sebelumnya, kunjungan Jokowi ke Australia digunakan beberapa pihak untuk menyuarakan tuduhn pelanggaran HAM di Papua. Seperti yang pernah diberitakan, tim Veronika Koman mengklaim telah menyerahkan dokumen berisi nama-nama korban tewas dan tahanan politik di Papua kepada Jokowi saat di Canberra.
Menkopolhukam Mahfud MD menuturkan rakyat biasa sering memberikan surat kepada Presiden Jokowi ketika melakukan kunjungan kerja. Namun terkait dokumen tahanan politik yang disebut-sebut diserahkan tim Veronica Koman, Mahfud menyebut dokumen itu ‘sampah’.
"Rakyat biasa juga kirim surat ke presiden, kalau memang ada (dokumen dari Veronica), ya sampah sajalah. Ya mungkin benar aja dia kirim, mungkin sama dengan surat lain," ucap Mahfud.
(rei)