DREAMERS.ID - Terkait dengan tragedi ledakan bom di Sri Lanka yang diduga didalangi oleh kelompok Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) yang setia pada ISIS, Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena mengumumkan larangan penggunaan cadar atau penutup wajah kepada warga muslimah di tempat umum yang dapat menyulitkan identifikasi, pada Minggu (28/04).
Kebijakan tersebut diumumkan satu minggu pasca terjadinya tragedi ledakan bom pada peringatan Paskah, 21 April lalu. Melansir dari AFP, Presiden Sirisena mengungkapkan bahwa larangan ini dilakukan untuk menjaga keamanan nasional dan menghindari kesulitan identifikasi wajah masyarakat. Larangan ini mulai diberlakukan pada Senin, (29/04/2019).
"Larangan ini diberlakukan untuk memastikan keamanan nasional terjaga. Tidak seorang pun harus mengaburkan wajah mereka untuk membuat identifikasi menjadi sulit," tulis pernyataan kantor Kepresidenan Sri Lanka, dikutip AFP, pada Minggu (28/04) dilansir dari CNN Indonesia.
Sirisena juga mengatakan bahwa dirinya menggunakan kewenangan darurat untuk menerapkan aturan kebijakan tersebut. Di sisi lain, pelarangan resmi ini dilakukan beberapa hari setelah ulama Islam setempat mendesak kaum perempuan Muslim untuk tidak menggunakan cadar atau penutup wajah.
Hal tersebut dilakukan karena ditengah kekhawatiran mengenai akan adanya serangan balasan. Selain itu, Pemerintah Sri Lanka juga telah menyatakan kelompok Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) dan Jemaah Agama Ibrahim (JMI) sebagai organisasi terlarang. Pemimpinnya, Zahra Hashim, yang diduga sebagai otak serangan teror bom di Sri Lanka. Dirinya tewas dalam serangan di Hotel Shangri-La.
(fnj)