DREAMERS.ID - Presiden Jokowi sempat menarik perhatian karena menggunakan jaket 'Bubur Ayam Racer' saat melakukan konvoi sepeda motor di Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (11/10/2018). Jaket itu diproduksi oleh brand lokal, Rawtype Riot.
Merek tersebut berkolaborasi dengan Den Dimas, biker sekaligus vlogger yang mempopulerkan istilah 'Bubur Ayam Racer'. Dilansir dari laman Kompas.com, sang pemilik Rawtype Riot, Decky Sastra mengatakan jaket yang dikenakan Jokowi terinspirasi dari jaket sukajan Jepang.
“Jaketnya terinspirasi sukajan Jepang dengan domestic style,” ujar Decky kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.
Decky mengaku menyukai desain pada era vintage atau perang dunia II terutama Jepang dan Amerika Serikat. Gaya vintage tersebut sangat memengaruhi produk-produknya, terutama budaya Jepang tahun 1960-1970an.
“Saya coba re-model di era sekarang, baik secara produk maupun desain,” ungkap dia. Untuk desain lokal, Decky mengaku, pelan-pelan akan masuk ke sana.
Namun saat ini, ia baru memasukkan unsur bahan 100 persen lokal dalam produknya. “Jika ada yang bertanya apa aliran desain Decky Sastra, alirannya raw, suka yang vintage. Desainnya gak clean, dan itu diaplikasikan ke produk,” imbuh dia.
Baca juga: Resmi, Menhan Prabowo Sandang Bintang 4 Di Pundaknya
Jaket Bubur Ayam Racer bermodel bomber yang dipakai Jokowi ini bisa dipakai bolak-balik, dengan penggunaan material lokal yang susah didapatkan. Decky menggunakan bahan velvet di satu sisi, dan silk di sisi lainnya.Kedua desain dilengkapi dengan banyak bordir sebagai hiasan di bagian dada, lengan, dan punggung. Pada desain jaket dengan lengan berwarna emas, di dada sebelah kiri terdapat tulisan "Bur-Yam-Cer". Di bagian belakang atas terdapat tulisan “Bubur Ayam Racer”.
Gambar ayam terinspirasi dari mangkok putih bergambar ayam yang legendaris. Sedangkan elang, image dari vlogger motor Den Dimas, yang bekerja sama dengan Decky dalam pembuatan jaket Bubur Ayam Racer ini. Decky mengaku, tingkat kesulitan dari jaket ini ada pada desain dan bordir. Sebab, hampir seluruh bagian terdapat bordir.
Jaket Bubur Ayam Racer dijual dengan harga cukup mahal, yakni Rp 1.450.000. Dengan harga itu, pembeli akan mendapat jaket, bandana, dan sertifikat yang memuat no seri sebagai tanda produk limited edition.
“Kami punya misi ingin mengubah mindset masyarakat, bahwa produk lokal tidak harus murah. Ini konsep dari branding,” tuturnya. Sebab jika dibawa ke Jepang, mereka akan tertawa dengan harga produk handmade yang dipasarkan Decky.
“Kalau di Jepang, produk saya bisa dihargai berkali lipat,” ucap dia. Padahal, masyarakat Indonesia pun mampu membeli produk mahal.
Ia kerap melihat orang Indonesia yang membeli kaus seharga Rp 2 juta atau sweater puluhan juta. “Karena yang mereka beli brand. Itu yang sedang kami lakukan,” pungkasnya.
(nou)