DREAMERS.ID - Mencari celah dan memberi masalah lebih di atas penderitaan orang lain tentu tak elok dilakukan. Zaman kekinian, banyak oknum tak bertanggungjawab membuat berita bohong alias hoax di tengah berita bencana, salah satunya adalah Gempa Lombok.
Menurut pengamat media sosial, Nukman Luthfie, ada beberapa motivasi seseorang menyebarkan berita bohong yang sering meresahkan itu. Karena meski memberi efek buruk, munculnya hoax di tengah bencana memang tak bisa dihindarkan.
"Motifnya itu bisa macam-macam. Pertama, ada yang niatnya untuk memperingatkan kerabat-kerabatnya agar tidak ke sana. Kedua, ada yang sengaja dengan tujuan komersil atau politik, ini yang harus kita cegah," ujarnya.
Baca juga: Update 48 Orang Tewas Akibat Gempa Potensi Tsunami Jeoang, Bagaimana Nasib WNI Di Sana?
Cara mengantisipasinya adalah dengan tidak buru-buru menyebarkan informasi semacam itu terutama bagi para warga yang terkena dampak bencananya. Karena harusnya, orang-orang yang di luar lokasi bencana harusnya bisa lebih tenang dalam menyikapi informasi tidak benar dan menyesatkan."Coba lihat akun yang memberikan informasi tersebut memiliki centang biru atau tidak. Kalau ada, berarti mereka bisa dipercaya. Atau bisa melihat dari sumber atau lembaga yang punya otoritas," katanya.
"Kalau bencana gempa bisa ke info BMKG atau humas BMKG. Itu kan dua-duanya juga punya centang biru (di Twitter). Atau bisa dari Sutopo (Humas BNPB)," ucapnya menambahkan.
Cara lainnya bisa juga dengan memeriksa kebenaran langsung kepada kerabat atau netizen yang ada di lokasi atau mencari informasi dari media yang telah melakukan verifikasi berita yang dibuatnya. Sehingga tidak salah menjadikannya bahan pertimbangan sebagai kebenaran informasi.
(rei)