DREAMERS.ID - Korea Selatan menjadi salah satu negara tersibuk dengan waktu jam bekerja yang luar biasa. Pekerja bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bekerja karena untuk mengejar kebahagian dikehidupan mereka.
Namun saat ini masyarakat Korea Selatan memiliki cara baru untuk mencari dan menemukan kebahagiaan. Mereka berpikir daripada membeli apartemen, memikirkan pernikahan, bahkan pekerjaan yang hanya untuk mencari cara demi menjadi bahagia dalam hidup.
Kini kata ‘Sohwangkhaeng’ yang berarti ‘small but certain happiness’ atau “ kebahagiaan kecil tertentu”, sedang menajdi trend pada komunitas online di Korea.
Kata ‘Sohwangkhaeng’ sangat popular saat ini karena kata tersebut menunjukan bahwa orang mencoba untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil seperti di masa depan.
Seorang pengguna Twitter menuliskan tentang kata yang berhunbungan ‘Sohwangkhaeng’. Ia menenuliskan “2018 survival quide” yang memiliki arti bahwa ia lebih suka menggunakan uangnnya untuk melakukan perjalanan dibandingkan dengan menabung untuk membeli rumah.
Bahkan ada yang memposting “Saya tidak berencana untuk menikah karena memiliki istri dapat membuat hidup lebih rumit. Hidup di masa sekarang saja sudah terlalu rumit, mengapa berpikir teantang masa depan? Kebahagiaan dapat ditemukan dalam kaleng bir”.
Terdapat hampir 300.000 postingan pada Insatgram yang menggunaka hastag #sohwangkhaeng. Mereka memposting dengan menggunakan #sohwangkhaeng dengan caption bahwa mereka telah menemukan kebahagiaan dengan memakan, cuaca yang bagus, menonton film serta hanya dengan beristirahat di rumah.
Di Naver (secaman google di Korea) “student loan”, “youth unemployment” dan “unmarried” merupakan kata yang paling sering muncul di situs ini. Pada tahun sebelumnya “YOLO” yang memiliki arti anda hanya hidup sekali ini merupakan kata ungkapan yang trend setahun yang lalu, seblum ‘sohwangkhaeng’.
Masyarakat yang berusia 20-30an menyebut jika diri mereka sebagai generasi”n-Po”, dengan “n” yang menjadi sebuah variable pertumbuhan, dalam bahasa korea “Po” memiliki arti menyerah.
Mereka berpikir bahwa menemukan kebahagiaan dapat ditemukan dalam hal-hal kecil, hal-hal yang dapat dikendalikan adalah upaya dalam melawan kenyataan hidup.
Namun terdapat seorang pengguna twitter yang mengatakan bahwa kata ‘sohwangkhaeng’ memiliki dampak buruk. Ia menulis "Saya sedih bahwa orang yang mencoba untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil daripada mencoba untuk menyimpan uang untuk membeli tempat. Itu hanya berarti orang tersebut telah menyerah pada masa depan mereka."
Konsep sohwangkhaeng pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986, terdapat tulisan esai yang berjudul “Afternoon in the Islets of Langerhans” yang ditulis oleh penulis Jepang Haruki Murakami. Dalam esai tersebut menggambarkan bahwa kebahagiaan sebagai makan roti baru dipanggang atau mengenakan kemeja baru yang memiliki bau seperti kapas.
(fdc)