DREAMERS.ID - Sepanjang akhir pekan kemarin, jagat media sosial diramaikan oleh protes netizen untuk netizen lainnya yang dianggap tak mampu ‘bersikap’ di museum seni MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara), Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Museum ini memang sudah jadi idola kaum milenial yang mengubah persepsi museum itu ‘kuno. Terlebih dengan hadirnya karya-karya seorng seniman Jepang legendaris, Yayoi Kusama. Sayangnya, karya-karya tersebut dikatakan banyak yang rusak karena pengunjung tak bertanggungjawab.
Hal ini juga ditambah oleh beredarnya foto-foto dari Asisten Museum Amanda Aulia yang memperlihatkan beberapa barang seni tidak dalam kondisi seperti awal. Melansir Detik, contohnya adalah penyangga bola metal terbuka dan menggelinding, atau pun dots hitam khas Yayoi Kusama yang terkelupas.
"Karya di pamerannya Yayoi Kusama banyak bgt yang rusak emang orang indo budak instagram feeds semua kesel banget gue bacanya," tulis sebuah akun bernma Janitra yang kini sudah mendapatkan retweet 2,9 ribu followers.
Baca juga: Dibuka Bulan Depan, Ini Harga Tiket Masuk Museum HYBE INSIGHT
Tak lama, pihak Museum MACAN pun meluruskan hal tersebut dan menegaskan jika tidak ada kerusakan permanen di karya pameran ‘Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow’. Pihak museum pun menjelaskan terkait benda-benda yang disebut rusak."Tidak ada kerusakan permanen sama sekali di karya Yayoi Kusama," tutur Communications Officer Museum MACAN Nina Hidayat mengutip Detik. "Tak ada yang pecah atau retak sama sekali."
Menurutnya, perkara dots hitam yang tersobek itu tidak berasal dari ruang pamer namun dari ‘Obliteration Room’ yang memang mengajak pengunjung untuk berpartisipasi dan menyentuhnya langsung.
"Jadi sangat wajar kalau ada kerobekan. Sangat wajar karena itu memang partisipatif dengan pengunjung. Yang di 'Narcissus Garden', bolanya ada bergeser itu karena karya seni lingkungan yang menyatu dengan lingkungan. Flow it," kata Nina.
Mengenai foto yang disebut di-upload oleh pihak volunteer di atas menjadi viral, Museum MACAN akan menangani isu tersebut secara internal. Pihaknya juga menuturkan memang menyewa 150 museum assistant atau volunteer yang memperingatkan pengunjung dan menjaga beberapa karya seni instalasi.
(rei)