DREAMERS.ID - Presiden Korea Selatan, Moon Jae In melakukan kunjungan kerja kenegaraan ke Indonesia selama 3 hari. Setelah menjamu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Seoul, Presiden Moon Jae In langsung bertolak ke Jakarta dan telah tiba Rabu (8/11) malam.
Dijadwalkan, Presiden Moon akan mengadakan pertemuan bilateral dan makan malam bersama Presiden Jokowi pada Kamis (9/11) di Istana Bogor. Diperkirakan isu yang akan dibahas adalah masalah nuklir Korea Utara.
Presiden yang memilih Indonesia sebagai negara kunjungan pertama dari tiga negara lainnya ini memfokuskan Korut yang memiliki rudal dan senjata nuklirnya. Namun, Moon sendiri terkenal memiliki pendekatan berbeda terhadap negara tetangganya itu.
Setelah memenangkan pemilu Mei lalu, ia bertekad ingin menyelesaikan masalah antara Korsel dan Korut dengan dialog, meski sanksi juga tetap diterapkan. Namun Moon percaya jika kedua belah pihak bisa ‘rujuk’ dengan mengatur komunikasi yang baik. Pendirian itu ternyata ia dapatkan dari riwayatnya sebagai anak dari pengungsi Korea Utara.
Baca juga: Bunuh Diri Masih Menjadi Penyebab No. 1 Kematian Anak Muda Korea
“Saya percaya, dialog adalah cara untuk menyatukan Korea dan menyembuhkan luka rakyat," kata dia kepada CNN. "Kedua orang tua saya kabur dari Korea Utara karena membenci rezim komunis negara itu. Mereka melarikan diri untuk mencari kebebasan dan datang ke Korea Selatan,”Moon yang lahir di Pulau Geoje pada 1953 akhirnya menetap di Busan dan menjadi seorang pengacara HAM yang memperjuangkan hak buruh dan demokrasi. Ia sempat keluar dari pemerintahan pada 2008 namun mencalonkan diri sebagai presiden 2012 lalu.
Meski kalah suara dari Mantan Presiden Park Geun Hye kala itu, Moon bisa duduk di puncak pemerintahan Korsel dalam pemilu Mei lalu setelah Park lengser karena kasus skandal menyelewengkan jabatan dan korupsi. Moon pun mengatakan dirinya bertekad jadi presiden pembawa kedamaian dan sejahtera bagi rakyatnya.
"Presiden yang bisa membawa negara mencapai demokrasi sebenarnya, presiden yang mampu membangun hubungan damai antara Korea Utara dan Korea Selatan, presiden yang bisa membawa negara mencapai ekonomi yang lebih adil dan setara. Saya ingin bisa diingat seperti itu," kata dia.
(rei)