DREAMERS.ID - Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan pernyataan jika program full day school atau sekolah penuh selama 5 hari sepekan yang dicanangkan Kementerian Pendidikan bersifat tidak wajib. Namun wacana itu sudah menuai penolakan keras dari Nahdlatul Ulama (NU).
Pasalnya, aturan itu dinilai mengancam keberadaan sekolah-sekolah Islam, seperti madrasah dan pesantren yang jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia. Para santri pun terpicu malekukan aksi demo yang menuntut pembatalan program FDS yang telah tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
Namun sebuah video aksi demo yang belum diketahui kapan dan di mana itu disoroti Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI lantaran prihati dengan umpatan yang dilakukan oleh anak-anak bersarung itu. Mereka bernyanyi dan berteriak ‘Bunuh menterinya sekarang juga’.
Bila benar adanya, hal ini tentu memprihatinkan karena para santri yang juga membawa spanduk dan bendera itu mengeluarkan umpatan tak pantas. Dianggap, masih ada cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan aspirasi atas suatu kebijakan.
"Ucapan atau ujaran kasar yang dilontarkan anak-anak dalam aksi sebagaimana cuplikan video tersebut sangat tidak patut dan berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Pasalnya, anak-anak dididik dan disekolahkan agar nantinya mereka dapat lebih beradab dan berkasih sayang untuk hidup bermasyarakat," kata Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty mengutip Merdeka.
"Dengan adanya ucapan tidak patut dari anak-anak tersebut, KPAI prihatin adanya pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan anak untuk kepentingan tertentu, seolah rasa kasih sayang di antara sesama anak bangsa sudah mulai luntur," kata dia. "KPAI percaya negara mendengar setiap aspirasi warga negaranya asalkan disampaikan dengan santun dan membuka diri untuk berdialog,"
(rei)