DREAMERS.ID - Satu-persatu, belangnya kelompok radikal ISIS yang mengatasnamakan Islam makin terungkap. Banyaknya saksi dan korban kekejaman ISIS, serta persidangan yang berjalan menuntut para pelaku dihukum
Seperti yang dikemukakan oleh seorang militan ISIS bernama Mohammed Ahmed yang dikenal kejam. Ia membeberkan bagaimana para anggota ISIS memperlakukan warga tak berdosa dan para wanita warga minoritas, Yazidi.
Di hadapan hakim, terdakwa mengakui serangkaian kejahatan yang dilakukannya, termasuk penyerbuan etnis Yazidi di Sinjar pada pertengahan 2014. Mohammed juga didakwa atas kasus penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan.
"Aku menembak mereka di aula sekolah," kata Ahmed kepada hakim, melansir Newsweek via Liputan6. "Kupikir aku membunuh 10 atau 12 dari mereka, termasuk anak-anak."
Baca juga: Begini Alasan Anak-Istri Terduga Teroris ISIS Eks WNI Tidak Bisa Ditangani LPSK
Ia juga ikut menawan para perempuan Yazidi di mana ISIS dilaporkan memperlakukan wanita sebagai budak seks seperti barang, bukan manusia. Ahmed juga menjelaskan jumlah gaji yang diterima beserta ‘bonusnya’."Aku menyekap mereka di sebuah rumah kosong. Tiap malam aku berhubungan seksual dengan mereka, bergantian," kata dia. "Beberapa kesempatan mereka terlihat ketakutan, namun tak bisa berkata tidak. Mereka masih perawan saat aku mendapatkannya, lebih cantik daripada yang bisa Anda bayangkan."
"Mereka menjadi bagian dari gaji yang kuterima. Aku mendapatkan 60 ribu dinar per bulan dan para perempuan itu adalah bonus," kata terdakwa di mana 60 ribu dinar itu setara dengan Rp 7.8 juta.
Lebih lanjut, Ahmed kerap merasa bosan dengan wanita yang ia miliki, ia mengaku menjualnya kepada para militan lain. "Harganya US$ 200 (Rp 2,6 juta) seorang," kata dia.
Kini Ahmed ditahan di penjara layak menurut pihak Irak meski sejumlah kalangan mengatakan jika para tahanan mengalami penyiksaan di dalamnya. Hakim mengatakan jika kasus Ahmed akan dilimpahkan ke pengadilan yang lebih tinggi agar dapat divonis seumur hidup atau hukuman mati. Namun hukuman itu tetap dianggap tidak seimbang setelah apa yang dilakukan militan ISIS tersebut.
(rei)