DREAMERS.ID - Kebanyakan para komuter (orang yang pulang-pergi ke luar dari kota tempat tinggalnya setiap hari untuk bekerja) di Munich, Jerman, menghabiskan waktu berjam-jam karena terjebak dalam kemacetan atau harus berdesak-desakan di kereta bawah tanah setiap paginya. Namun, bagi pria bernama Benjamin David ini, pulang-pergi kerja merupakan kegiatan yang menyenangkan.
Setiap pagi, pria berusia 40 tahun ini meninggalkan apartemennya yang terletak di Baldeplatz dengan menelusuri jalanan terlebih dahulu, lalu terjun ke Sungai Isar. Dia berenang sepanjang dua kilometer untuk tiba ke tempat dia bekerja di Kulturstrand. Setelah tiba, dia langsung mengeringkan dirinya dengan handuk, memakai kaos, dan menikmati secangkir kopi sambil menunggu rekannya yang terjebak macet.
Baca juga: Mudik Thanksgiving Los Angeles Sebabkan Kemacetan Parah, Antriannya Seperti Bendera Indonesia
Benjamin menemukan cara paling tepat untuk menjaga agar barang-barang yang dibawanya tetap kering. Yap, sebuah tas spesial yang tak hanya tahan air, tetapi juga bisa mengembung. Tas itu bernama Wickelfisch, sebuah tas yang diciptakan saat pergi ke tempat kerja dengan berenang menjadi trend di Basel, Switzerland. Tas tersebut bisa mengapung, serta menjaga agar laptop, dokumen kerja, dan bajunya tetap kering.Namun, berenang di sungai juga bisa menjadi berbahaya. Oleh karena itu, setiap pagi sebelum berangkat kerja, Benjamin selalu mengecek suhu, kadar, dan tekanan air sungai. Apabila semuanya masih dalam batas aman, dia berenang. Jika tidak, maka ia terpaksa memakai transportasi umum.
Sampai saat ini, Benjamin David adalah satu-satunya orang di Munich yang menggunakan Sungai Isar sebagai jalan untuk ke tempat kerja. Namun, dia memperkirakan bahwa akan ada komuter Munich yang mengikuti jejak dia, seiring meningkatnya orang yang mengadu nasib di kota besar Jerman dan menambah kemacetan.
(san)