DREAMERS.ID - Beberapa hari yang lalu Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menyampaikan jika narkoba jenis flakka telah masuk ke Indonesia. Hal tersebut berdasarkan hasil temuan tim laboratorium BNN.
"Kemarin kita mengindikasi dari hasil laboratorium BNN, masuknya narkotika jenis flakka. Jadi, flakka yang ada di YouTube yang dilihat oleh masyarakat ternyata sudah masuk di Indonesia," ujar pria yang biasa disapa Buwas itu pada Jumat (21/7) lalu.
Meski begitu , BNN mengaku belum pernah mengungkap kasus penyelundupan flakka. Namun Humas BNN Kombes Sulistiyandriatmoko tak menampik jika barang haram tersebut bisa saja sudah beredar di Indonesia. “Bisa jadi sudah beredar, tapi pengungkapannya belum pernah ada,” kata Sulis, Sabtu (22/7).
Baca juga: Tangan Diikat dan Mata Ditutup, Kim Na Jung Mengaku Dipaksa Menghirup Narkoba di Filipina
Sulis menambahkan, flakka merupakan jenis narkotika sintesis. Atas dasar itu, dia menilai flakka jauh lebih bahaya daripada narkotika jenis lainnya. "Misalnya dibandingkan dengan kokain, dia (flakka) bisa 10 kali lipat pengaruhnya dari kokain," jelasnya.Orang yang mengonsumsi flakka bisa menjadi sangat agresif. Bahkan orang yang mengonsumsinya bisa kejang-kejang. "Dia termasuk golongan psikostimulan. Jadi orang yang makai itu dirangsang sedemikian rupa kegunaan sarafnya sehingga yang bersangkutan bisa jadi sangat agresif," ujar Sulis.
Narkoba yang kabarnya berasal dari Cina itu disebut bisa membuat pemakai seperti layaknya zombie. Dalam video lainnya tampak beberapa pengguna flakka yang bergerak aneh tak karuan. Ada yang menggerak-gerakkan kepala dalam kondisi miring setelah mengonsumsi zat tersebut, hingga mendadak berlari kencang dan menabrakkan diri ke mobil.
Dalam jangka pendek, pengguna yang kecanduan flakka akan mengalami euforia yang berlebihan, denyut jantung lebih cepat, kenaikan tekanan darah, dan berperilaku waspada yang berlebihan. Dampaknya ginjal akan mengalami efek yang mengerikan. Zat yang terdapat pada narkoba tersebut akan membuat otot semakin lemah dan membuat tubuh mengalami hipertermia.
(fzh/Kompas)