DREAMERS.ID - Isu agama yang muncul beberapa waktu belakangan seiring dengan Pilkada DKI Jakarta ternyata sampai berdampak ke dunia pendidikan hingga di luar wilayah Jakarta. Seperti halnya yang disesalkan oleh Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo.
Henny menyampaikan hal ini dalam sebuah diskusi peringatan Hari Pendidikan Nasional yang digelar Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, di Jakarta, Selasa (02/05). "Pilkada DKI Jakarta ini, satu momentum, yang imbasnya ke mana-mana," katanya.
Beberapa pekan lalu, ia sempat bertemu dan berdiskusi dengan guru-guru dan orang tua murid di Bandung. Beberapa orangtua di sana mengatakan kondisi politik hampir serupa dengan kejadian tahun 1998. Memang tidak secara langsung mengganggu kegiatan belajar-mengajar, tetapi situasi ini berdampak pada pola pikir anak-anak, menurut Henny.
Baca juga: Pengakuan Adanya Permintaan Peserta Demo 212 ke Partai dalam Peran Kemenangan Anies-Sandi
Henny menambahkan, beberapa waktu lalu ia mendapat sebuah laporan penelitian dari Kemendikbud di sekolah-sekolah di Singkawang dan Salatiga mengenai toleransi, kesetaraan dan kerja sama. Lalu, ada laporan tentang keengganan anak-anak dipimpin oleh ketua OSIS yang berbeda agama.Selain itu, Henny juga memperhatikan tentang hak gender dengan mengkritik sekolah-sekolah tidak memberikan kesempatan bagi siswinya yang hamil untuk menyelesaikan pendidikan. Ia juga menyoroti kebijakan salah satu universitas negeri yang meminta orang tua mahasiswa untuk menjamin bahwa anaknya tidak masuk dalam kategori LGBT.
"Keberanian universitas negeri tersebut menunjukkan sebetulnya kita punya masalah besar dengan pemahaman bahwa sebetulnya hak belajar itu tidak boleh ditutup oleh siapa pun, dan itu dijamin undang-undang," katanya.
(tys/tribunnews)