DREAMERS.ID - Kelompok radikal ISIS terkenal dengan perbuatan sadisnya yang tak kenal ampun pada mereka yang dianggap memiliki pemikiran atau keyakinan berbeda. Salah satunya adalah menghabisi tawanan dan warga sipil dan menyebarkannya ke sosial media.
Tapi nampaknya kesadisan tersebut tak berlaku untuk seorang wanita yang ternyata seorang penerjemah dari lembaga paling rahasia di Amerika, FBI. Wanita bernama Daniela Greene ini diketahui pergi ke Suriah pada 2014 untuk menikahi seorang teroris brutal yang sering muncul dalam video sadis ISIS.
Suaminya, Denis Cusperts, mantan rapper yang nama alias Abu Talha Al-Almani ini dikenal sebagai ‘tentara’ paling sadis di Suriah. Kerap memuja Osama bin Laden hingga memegang kepala terpenggal dalam video rekrutmennya.
Melalui laporan eksklusif CNN, Greene berbohong pada FBI dengan dalih berlibur. Singkat cerita, setelah beberapa pekan pernikahan, Greene menyadari dirinya melakukan kesalahan dan kembali ke Amerika Serikat.
Baca juga: Begini Alasan Anak-Istri Terduga Teroris ISIS Eks WNI Tidak Bisa Ditangani LPSK
Sayang, ia langsung ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara karena ditakutkan membawa ideologi teroris ISIS. Meski dinyatakan bersalah, Greene bersedia membantu FBI untuk segala informasi tentang ISIS hingga akhirnya dibebaskan musim panas lalu.Namun FBI dan Greene justru dibanjiri hujatan karena dinilai terlalu menyepelekan dan bertindak halus pada seseorang yang sudah ‘terpapar’ ISIS. CNN mencontohkan, warga Amerika yang melakukan kejahatan terlibat dengan ISIS paling sedikit menjalani hukuman 13 tahun penjara.
“(Hukuman atas Greene) ini adalah hal yang sangat memalukan untuk FBI, tak ada keraguan lagi,” tutur John Kirby, mantan petugas US Department of State, melansir Daily Mail.
“Greene telah melanggar kepercayaan publik, kepercayaan dari pejabat yang memberikan izin keamanannya, dan kepercayaan orang-orang yang berkerja dengannya. Demikian juga, membahayakan keamanan negara (Amerika) kita,” kata asisten pengacara Thomas Gillice.
Greene sendiri dikenal sebagai wanita pekerja keras oleh rekan-rekannya. Sayangnya, ia tak mau ditanya lebih lanjut mengenai informasi ISIS yang sempat ia alami. “Jika saya berbicara dengan Anda, keluargaku akan dalam bahaya,” ujar Greene singkat pada CNN.
(rei)