DREAMERS.ID - Kasus E-KTP yang menjerat nama-nama pejabat negara menarik perhatian publik karena disebut kasus megakorupsi dengan jumlah kerugian negara sangat fantastis. Padahal, program inovatif dan modernisasi sistem data kependudukan warga ini dinantikan oleh masyarakat.
Nyatanya, E-KTP Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Tak harus negara maju, namun negara tetangga seperti Thailand pun telah memiliki layanan dan tipe data yang lebih lengkap, melansir Berita Satu.
Menurut Guru Besar Magister Administrasi Publik Universitas Gajah Mada Wahyudi Kumorotomo, E-KTP atau E-ID di Thailand sudah memuat daftar riwayat kesehatan warganya. Bahkan di Malaysia, ID elektroniknya telah memuat informasi surat izin mengemudi, data kesehatan, informasi keuangan dan lainnya. Semua data personal itu disimpan dalam sebuah memory chip berkapasitas 64 kilobytes.
Baca juga: Mengapa Seluruh Warga Jakarta Wajib Cetak Ulang E-KTP Tahun Depan?
“Jadi setiap penduduk di Indonesia memiliki hanya satu identitas diri untuk seluruh keperluannya, dari sejak lahir hingga meninggal dunia,” kata Wahyudi.“Penduduk Indonesia memiliki banyak sekali kartu identitas, mulai dari akta kelahiran, kartu pelajar, kartu tabungan, e-KTP, dan yang lainnya. Bahkan, acapkali pemerintah tidak bisa memantau perkembangan penduduknya sebelum berusia 17 tahun, karena belum memiliki KTP,” lanjutnya.
Sayangnya di Indonesia, pendataan penduduk selalu menjadi masalah. Contohnya pada 2008, ditemukan 88.000 lebih KTP palsu hanya di DKI Jakarta. Pembuatan E-KTP yang mengarah pada single identity number atau SIN memang strategis dan sangat memudahkan masyarakat ke depannya.
Namun Indonesia belum mampu memuat keseluruhan data yang dibutuhkan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah menggunakan Nomor KTP sebagai SIN agar bisa berlaku secara nasional, namun teknologi komputer dan basis data yang integratif belum tercapai.
(rei)