Setelah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Lutfhi Hasan Ishaaq ditangkap KPK terkait kasus suap membuat banyak kadernya menyerang institusi pemberantasan korupsi Indonesia. Namun beberapa pengamat mengatakan langkah tersebut malah bisa merusak citra partai dimata public.
“Itu tidak membantu memulihkan. Citranya akan semakin kurang positif,” tutur Burhanudin Muhtadi selaku pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, seperti dilansir dari Kompas.
Sebelumnya banyak petinggi PKS yang menunding adanya scenario besar dalam kasus dugaan suap rekomendasi kuota daging impor di Kementrian Pertanian yang melibatkan Lutfhi. Bahkan, PKS mengaku sudah menerima informasi adanya beberapa pimpinan partai politik dan pejabat publik lainnya yang menjadi target operasi sejak beberapa bulan lalu.
Burhanudin beranggapan sikap para elite tersebut sama saja mendelegitimasi KPK dengan beranggapan KPK menjadi alat kekuasaan. Padahal selama ini public lebih percaya KPK dibandingkan dengan partai politik, setelah banyaknya para politikus yang mendekam dipenjara.
Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Ungkap ‘Semua Menteri Lakukan Hal Yang Sama’ Untuk Biayai Keluarga
Tak hanya itu, publik juga akan berpendapat dukungan PKS terhadap KPK selama ini hanya retorika semata. Seperti diketahui para politisi PKS, khususnya di KOmisi III sering menyatakan dukungan terhadap kinerja KPK.Burhanudin menambahkan, sikap para elite PKS itu akan memperburuk citra partai jika KPK mengungkap bukti-bukti keterlibatan Luthfi di pengadilan.
“Jadi, lebih baik PKS melakukan penyelidikan internal untuk membantu KPK,” terangnya.
Luthfi diduga menjual otoritasnya untuk memengaruhi pihak-pihak yang memiliki kewenangan terkait kebijakan impor daging tersebut. Luthfi dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, diduga menerima suap dari perusahaan impor daging, PT Indoguna Utama, dengan barang bukti senilai Rp 1 miliar. KPK juga menetapkan direktur PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Abdi Arya Effendi, sebagai tersangka pemberi suap.