Ditengah jutaan orang di Afrika kelaparan, banyak wilayah di belahan dunia lain yang justru malah membuang-buang makanan dalam jumlah yang mengejutkan. Tak tanggung-tanggung, sebuah lembaga di Inggris, Institution of Mechanical Engineers menyatakan bahwa sebanyak separuh dari total makanan di dunia, sekitar dua juta ton akhirnya berlabuh di tempat sampah.
Dilansir dari BBC, sebuah laporan menemukan bahwa antara 30% hingga 50% dari empat juta ton makanan yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya ,menjadi sampah. Separuh makanan yang di beli di Amerika dan di Eropa dibuang oleh pemilikinya, akibatnya wilayah tersebut pun disebut sebagai pembuang makanan terbesar di dunia.
Pembuangan makanan ini terjadi akibat berbagai macam faktor, diantaranya penyimpanan makanan yang buruk, tanggal kadaluarsa yang ketat, penawaran pembelian dalam jumlah banyak (contoh: beli satu gratis satu, -red), dan konsumen yang terlalu ‘cerewet’ dan banyak permintaan. Dr Fox, kepala energi dan lingkungan di Institution of Mechanical Engineers mengatakan,
Baca juga: Dukung Israel Sampai Deportasi, Apa yang Mungkin Terjadi Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden AS?
“Jumlah makanan yang terbuang dan hilang di dunia sangat mengejutkan. Ini adalah makanan yang dapat digunakan untuk memberi makan populasi dunia, dan juga mereka yang kelaparan.”Menurutnya, pembuangan makanan ini pun menjurus kepada banyak hal lain yang juga terbuang sia-sia, seperti tanah, air, dan sumber daya energi yang digunakan untuk produksi, pengolahan, dan distribusi makanan. Global Food: Waste Not, Wante Not juga menemukan bahwa air dalam jumlah sangat besar, yaitu sekitar 550 miliar meter kubik digunakan untuk menanam pangan yang akhirnya tidak pernah dimakan.
Sepertinya kebiasaan menghabiskan makanan harus selalu diterapkan dari kecil, sehingga pembuangan makanan di dunia tidak lagi terjadi ya Dreamers. Ayo pikir ribuan kali jika ingin membuang makanan dengan mengingat saudara-saudara kita yang kekurangan makanan.