DREAMERS.ID - Salah satu franchise kopi terbesar di dunia, Starbucks memang terkenal karena selalu menerapkan perayaan hari-hari besar untuk tema seasonal atau musiman mereka, seperti Valentine, musim gugur, Halloween, dan Natal.
Tapi waralaba kopi tersebut tidak lagi menerapkan tema Natal yang biasa diaplikasikan dalam cangkir-cangkir kertas mereka. Dan hal ini pun mendapat reaksi dari salah satu kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kandidat calon presiden dari Partai Republik itu mengancam akan memboikot Starbucks karena masalah tersebut. "Saya memiliki salah satu Starbucks yang paling sukses di Trump Tower. Mungkin kita memboikot Starbucks? Serius, saya tidak peduli. Itu akan jadi akhir sewa mereka, tapi siapa yang peduli?" kata Trump kepada pendukungnya di Springfield, Illinois, Senin (9/11), dikutip CNN.
Sebenarnya kesan Natal masih Starbucks berikan pada bulan November dan Desember tahun ini. Tapi mereka hanya menggunakan cangkir berwarna merah dan hijau, tanpa embel-embel Natal lainnya seperti rusa dan ucapan selamat Natal seperti tahun sebelumnya.
Selain dari Trump, keputusan Starbucks untuk tidak mengusung tema Natal seperti biasa juga mendapat protes dari pemuka agama Kristen di AS yang mengatakan Starbucks menyatakan "Perang terhadap Natal". Selain cangkir tanpa ornamen Natal, Starbucks juga disebut melarang pekerjanya mengucapkan selamat Natal.
Baca juga: Kabar Baik! Pemerintah Tambah Kapasitas Internet Sampai 20% Jelang Natal-Tahun Baru
Isu Starbucks ini juga ramai di media sosial setelah seorang mantan pastur membuat video yang mengatakan "Starbucks membenci Yesus." Namun tidak sedikit pecinta Starbucks yang melakukan serangan balik dengan mengatakan keluhan tersebut tidak masuk akal dan aneh.Trumps yang menyewakan ruang untuk Starbucks di gedungnya Trump Tower di Manhattan, membawa isu ini masuk ke dalam ranah kampanyenya sebagai kandidat kuat calon Presiden Partai Republik.
Berbicara tentang waralaba kopi terbesar di dunia itu, Trump juga menyinggung soal para pekerja asing yang didatangkan dari luar negeri, sehingga merugikan mahasiswa yang menjadi pekerjaan paruh waktu demi membayar utang kuliah.
"Saya jamin jika saya menjadi presiden, kita akan kembali mengatakan 'Selamat Natal" di setiap toko Starbucks," kata Trump.
(fzh)