DREAMERSRADIO.COM - Asap tebal yang masih menyelimuti Jambi dan sekitarnya mengganggu pemberangkatan Jamaah Calon Haji (JHC). Dan hingga hari ini jarak pandang di Bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi belum memungkinkan bagi pesawat untuk mendarat.
Untuk mengurangi asap itu, Pemerintah Provinsi Jambi meminta bantuan hujan buatan dan Ground Mist Generator (GMG) atau alat pemecah asap ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Penjabat Gubernur Jambi Irman mengatakan, tujuan hujan buatan dan memasang GMG di Bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) agar pesawat bisa mendarat, sehingga tidak mengganggu penerbangan dan pemberangkatan Haji pada 9 September 2015.
"BPPT sudah rapat pagi tadi, mungkin besok mereka sudah tiba di Jambi. Saya minta langsung dengan kepala BPPT untuk membuat hujan buatan dan GMG atau pemecah asap, sehingga jarak pandang bisa jauh dan pesawat bisa mendarat. Sebab JCH kita akan diberangkatkan Rabu nanti," kata Irman di Jambi, seperti dikutip Antara, Senin (7/9).
Irman mengatakan, tim BPPT akan membuat posko di Bandara STS Jambi. Semua peralatan teknis dan operasional dipersiapkan langsung oleh BPPT pusat itu. "Biaya operasional juga dari mereka. Kita hanya diminta menyiapkan tim pendamping dari BPBD Provinsi Jambi. Itu terakhir permintaan mereka," lanjutnya.
Namun jika tidak berhasil dan jarak pandang di Bandara tidak memungkinkan pesawat mendarat, maka jamaah haji terpaksa diberangkatkan melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
"Saya sudah pikirkan bagaimana jamaah haji dari Jambi bisa berangkat tepat waktu. Makanya saya langsung kontak Kepala BPPT. Kita butuh lima hari minimal cuaca di Jambi bisa memungkinkan pesawat mendarat, ya selama pemberangkatan haji," katanya menjelaskan.
Hujan buatan itu, kata Irman, saat ini sedang dipersiapkan untuk menghilangkan asap dengan menabur garam di awan. Sedangkan GMG adalah alat yang dipasang di Bandara STS Jambi untuk memecah asap tebal agar jarak pandang bisa lebih jauh sehingga pesawat bisa mendarat.
[ary]