DREAMERSRADIO.COM - Peringatan Hari lahir Pancasia 1 Juni 2015 lalu di Blitar yang dihadiri Presiden Jokowi, Pimpinan MPR dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri seolah kehilangan substansinya. Ini dipicu pidato Presiden yang menyebut Sang Proklamator lahir di Blitar, padahal Bung Karno lahir di Surabaya.
"Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran Proklamator kita, Bapak Bangsa kita, Bung Karno, hati saya selalu bergetar," kata Jokowi dalam sambutan di peringatan Hari Pancasila di Blitar, Senin (1/6/2015).
Tentu sambutan Jokowi itu salah fatal. Bung Karno dilahirkan di Kota Pahlawan Surabaya. Kesalahan menyebut tempat lahir Bung Karno ini tentu menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Sejumlah kalangan menyesalkan kesalahan fatal Presiden Jokowi ini.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan semoga apa yang disampaikan Presiden Jokowi yang menyebut Bung Karno lahir di Blitar hanyalah kesalahan keselip lidah saja (slip of the tongue) saja.
"Tapi kalau tidak tahu, itu sungguh kebangetan. Sebagai kader dari partai yang menjadikan Bung Karno sebagai ideologisnya masak tidak tahu tempat kelahirannya," ujar Fadli.
Menurut Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Hafisz Tohir, dalam sejarah tata negara, Presiden seharusnya tidak pernah dan tidak boleh salah.
"Kalaupun Presiden salah maka yang patut disalahkan adalah staf ahli Presiden dan Sekneg (Menteri Sekretaris Negara)," ujarnya."Inilah kelemahan tim Jokowi. Harus ada reshuffle yang mendasar, karena sudah merusak bernegara," tandasnya.
Baca juga: Agak Di Luar Nurul, Jokowi Ungkap Kaesang Telah Minta Restu Masuk PSI?