DREAMERSRADIO.COM - Kaum muslim Rohingya memang sedang terombang-ambing mengenai nasib kehidupannya. Mengungsi dengan penyelundupan perdagangan manusia, baik dari Thailand, Malaysia maupun Indonesia sempat enggan menampung mereka.
Namun kini Indonesia telah mengerahkan bantuan dan menyediakan tempat sederhana bagi mereka yang telah menepi di Aceh. Tapi sebenarnya kondisi yang dialami oleh pengungsi Rohingya lebih memprihatinkan dari itu.
Dikutip CNN, masyarakat Rohingya sering dipukul dan menderita kelaparan di dalam kapal, setidaknya 50 orang Rohingya memutuskan kembali selama akhir pekan setelah membayar kapten kapal sebesar US$200 hingga US$300 (sekitar Rp 2,5-8 juta) per orang pada akhir pekan lalu, ketika perahu masih berada di sekitar perairan Thailand.
"Suatu hari, para kru kapal sedang makan nasi, dan anak saya mulai menangis, meminta makan. Mereka marah dan membakar lengannya dengan puntung rokok," kata Roshida, salah satu pengungsi sambil menunjukkan bekas luka berbentuk bulat kemerahan di lengan anaknya.
Baca juga: Ratusan Warga Rohingya Tiba Di Pesisir Aceh Ditolak Warga, Ini Alasannya
Meskipun kondisi yang diketahui seperti itu, pejabat pemerintah daerah mengklaim telah memberikan fasilitas yang layak saat berada di kamp pengungsian."Kamp-kamp itu stabil. Orang-orang di sana kaya, mereka memiliki tanah dan mereka menjual hasil panen mereka di pasar," kata U Tin Maung Swe, Sekretaris Pemerintah Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Sejak mengungsi dari Myanmar, nasib para kaum muslim Rohingya memang terkatung-katung. Mereka mencoba mengungsi ke Thailand namun mendapatkan perlakuan buruk. Hingga kini masih banyak pengungsi yang berada di laut dan belum jelas nasib ke depannya.
(rei)