DREAMERSRADIO.COM - Mungkin tak banyak orang mengenal atau mendengar nama Andri Rizki Putra. Namun, pria kelahiran 20 Oktober ini memiliki kisah dan merasakan kekecewaan yang sangat akan sistem pendidikan di Indonesia hingga akhirnya ia membuat terobosan yang bermanfaat.
Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, dirinya merasakan praktik kecurangan yang dilakukan sekolahnya bahkan didukung oleh pihak guru saat menjalani Ujian Nasional. Puncaknya, saat di bangku Sekolah Menengah Atas, Andri yang baru belajar selama 1,5 bulan memutuskan untuk keluar.
Rizki pun memilih untuk mendidik dirinya sendiri di rumah dan melakukan riset untuk melakukan ujian paket C selama enam bulan. Meskipun demikian, dengan berbekal Ijazah Kesetaraan Paket C, Rizki mampu menembus seleksi ketat penerimaan Fakultas Hukum Universitas Indonesia di tahun 2007. Pada tahun 2011, ia lulus dengan predikat Cum Laude.
Berbekal pengalaman pribadinya, pada tahun 2011 Rizki mendirikan sistem yang ia sebut sebagai masjidschooling untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung meraih Ijazah Kesetaraan Paket A, B, dan C. Sesuai namanya, sistem ini merupakan sistem belajar mengajar yang diadakan di masjid, lebih tepatnya di teras Masjid Baiturrahman Bintaro.
Selain Rizki sendiri, tenaga pengajar masjidschooling terdiri dari ibu-ibu rumah tangga sekitar lokasi masjid dan mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Universitas Indonesia (UI), serta pelajar dari berbagai SMA dan perguruan tinggi lainnya
Selanjutnya, pada tahun 2012 Rizki mendirikan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) dengan tujuan serupa masjidschooling, tetapi dengan target siswa lebih luas yang mencakup siswa-siswi yang bukan beragama Islam. Kali ini ia dibantu oleh relawan muda berusia 20 hingga 30 tahun dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.
Dilansir Koran Sindo, YPAB kini sudah mempunyai izin pendidikan secara organisasi dan memiliki tiga cabang Jakarta yaitu di Bintaro, Tanah Abang, dan di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal serta satu cabang di Medan. Peserta didiknya kini sudah mencapai ratusan orang dan beberapa diantaranya sudah masuk perguruan tinggi.