DREAMERSRADIO.COM - Insiden penembakkan maut di kantor majalah Charlie Hebdo Paris masih menjadi topik hangat. Di Timur Tengah, wabah lain yang masih ada kaitannya dengan insiden tersebut, yaitu kalimat ‘Je Ne Suis Pa Charlie, Je Suis Ahmed’ yang memiliki arti ‘saya bukan Charlie, Saya Ahmed. #JesuisAhmed’ beredar di sosial media.
Dyab Abou Jahjah, salah satu penyebar virus ini, menulis; "Saya bukan Charlie, saya Ahmed, polisi yang mati. Charlie tidak menghormati kami dan kerap mengejek agama dan budaya kami." Menurut Abou Jahjah, Ahmed adalah polisi muslim yang menjadi korban tewas dalam insiden penembakkan di kantor Charlie Hebdo pada Rabu (07/01) lalu.
Baca juga: Vatikan Kritik Charlie Hebdo Atas Edisi Setahun Insiden Penembakan Kantornya
Ironisnya, Ahmed tewas membela lembaga atau majalah yang kerap menghina agamanya atas nama kebebasan pers. Tweet lainnya juga berbunyi "#IamAhmed #JeSuisAhmed the Muslim #morocco #Maroc cop,I died defending the #FreeSpeech #CharlieHebdo.”
Ahmed Merabet ditembak salah seorang penyerang di jalanan Paris. Ia terluka, dan memohon-mohon agar tak dihabisi. Dalam rekaman video terlihat penembak mendekatinya dan menghabisinya.
Namun saksi mata mengatakan Ahmed Merabet tidak memohon-mohon. Dia hanya bertanya; "Kalian ingin membunuh saya?” Dan sebelum salah satu penyerang menjawab, Ahmed berkata singkat, "Silahkan."
Ia satu dari dua polisi yang ditembak mati penyerang Charlie Hebdo. Sepuluh lainnya adalah wartawan, pemimpin redaksi, dan tiga kartunis. Alan Mendoza, direktur eksekutif The Henry Jackson Society, menulis di twiter-nya; "Penting dicatat bahwa di tengah pembantaian itu, seorang Muslim berani dibunuh orang-orang yang mengaku mewakili Islam."
Share 
