Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Sebelum Terjadi Penyerangan, Inilah 'Serangan' yang Dilakukan oleh Charlie Hebdo pada Islam
08 Januari 2015 14:08 | 2550 hits

DREAMERSRADIO.COM - Charlie Hebdo, majalah mingguan terbitan Paris, pasti telah memperkirakan akan mendapat serangan mematikan dari Muslim garis keras. Yang mereka tidak tahu adalah kapan dan bagaimana serangan itu akan terjadi.

Rabu (7/1) serangan terjadi saat tiga orang bertopeng, berpakaian hitam, dan menenteng Kalashnikov menyerbu ke dalam gedung dan melepas tembakan. Sebanyak 12 orang, termasuk dua polisi, tewas. Lainnya berlarian ke atap gedung untuk berlindung. Kantor berita AFP menulis, itulah hasil konfrontrasi antara publikasi satir yang dilakukan Charlie Hebdo dengan Muslim yang marah.

Konfrontasi yang berlangsung bertahun-tahun. Charlie Hebdo seolah diuntungkan oleh konfrontasi itu, karena kerap mengulanginya. Di sisi lain, Muslim di Prancis -- garis keras atau bukan -- memendam sakit hati tak berkesudahan atas serangan terhadap Islam yang dilakukan majalah itu. Serangan ini juga bukan yang pertama.

November 2011, sebuah bom api dilempar seseorang ke gedung Charlie Hebdo. Tidak ada korban jiwa dalam serangan itu. Khusus serangan terbaru diduga berkaitan dengan edisi mingguan itu yang menyoroti polemik tentang Islam, dengan fokus pada penulis kontroversial Prancis Michel Houellebecq dan buku terbarunya; Submission.

Dalam buku itu, Houellebecq membayangkan Prancis tahun 2022 di bawah kekuasaan Islam. Sejak serangan November 2011, kantor Charlie Hebdo sebenarnya dalam perlindungan polisi. Kepolisian Prancis menempatkan dua personelnya di kantor itu, dan keduanya tewas dalam serangan Rabu (7/1).

Sejenak melihat ke belakang. Charlie Hebdo kali pertama terbit tahun 1970. Nama majalah ini diambil dari Charlie Brown, salah satu karakter dalam komik AS, yang mengejek selebriti, pemimpin politik, dan tokoh agama. Charlie Hebdo tampil dengan kartun-kartun dan artikel satire, dan tidak pernah berubah, kendati sedara konstan mendapat ancaman dari banyak pihak.

Tahun 2006, Charlie Hebdo menyerang Islam dengan mempublikasikan kembali kartun satire Jyllands-Posten, sebuah koran Denmark, tentang Nabi Muhammad. Salah satu kartun, yang memicu protes seluruh umat Islam di dunia, memperlihatkan Nabi Muhammad dengan sorban dan bom di atasnya.

Baca juga: Kondisi Dubes AS untuk Korea Selatan Membaik Pasca Penyerangan

"Ada ancaman konstan sejak pemuatan karikatur Nabi Muhammad diterbitkan," ujar Richard Malka, pengacara Charlie Hebdo, kepada RTL. "Kami hidup di bawah ancaman selama delapan tahun. Ada perlindungan, tapi tidak ada yang bisa dilakukan ketika orang-orang dengan Kalashnikov datang dan menembak."

Malka terguncang, tapi tidak mengatakan; "Charlie Hebdo hanya membela kebebasan berekspresi. Cukup sederhana. Para wartawan dan kartunis harus membayar mahal untuk sesuatu yang sederhana."

Tahun 2008, Pengadilan Prancis membebaskan Charlie Hebdo dari semua tuduhan menghina umat Islam lewat kartun Nabi Muhammad. Pengadilan beralasan, karikatur yang diterbitkan Charlie Hebdo bertujuan mengkritik ekstremis Islam, bukan seluruh komunitas Muslim di dunia.

Tahun 2011, Charlie Hebdo mengubah masthead untuk 'Syariah Hebdo, dan menampilkan gambar Nabi Muhammad tertawa. Akibatnya, kantor majalah berusaha dibakar, dan pemerintah mengklaim tindakan itu dilakukan Muslim fundamentalis.

Stephane "Charb" Charbonnier, pemimpin redaksi Charlie Hebdo, adalah satu satu korban serangan brutal itu. Ia juga kartunis. Bersamanya, tiga kartunis lain menemui ajalnya dalam penembakan itu. Selama tiga tahun terakhir, Charbonnier meminta pengawalnya mendapat pengawalan. Ia seolah tahu serangan bersenjata akan terjadi kapan saja.

Situs Charlie Hebdo juga di-hack pada tahun 2011. Tampilan depannya diganti dengan foto Mekkah dan tulisan Tiada Tuhan selain Allah. Tahun 2012, kartikatur Charlie Hebdo memicu kritik keras banyak negara Muslim, dan memaksa pemerintah Prancis bereaksi.

Yang menjadi pertanyaan apakah dengan cara itu Charlie Hebdo hidup? Tiras Charlie Hebdo kini tinggal 30 ribu per pekan, dan baru-baru ini manajemen majalah meminta sumbangan kepada para pembaca setianya agar bisa hidup lebih lama.

Source:
Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio