Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Bukan Sekedar Drama, Queen of Tears Mendobrak Budaya Patriarki di Korea
23 Maret 2024 11:45 | 2341 hits

DREAMERS.ID - Queen of Tears bukan hanya sebuah drama tetapi sebuah cermin yang diangkat ke masyarakat, menyindir sisa-sisa budaya patriarki dengan meminta laki-laki mengambil peran yang secara tradisional diperuntukkan bagi perempuan di Korea, khususnya selama persiapan jesa atau upacara leluhur.

Tugas ini, yang secara historis merupakan tanggung jawab perempuan dalam keluarga, digambarkan dengan cara yang berbeda, karena drama ini menggunakan teknik "pencerminan" untuk mengkritik ekspektasi yang dibebankan pada perempuan.

Pada episode kedua, Queens Group mengadakan upacara jesa atau penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal dunia, istri pemilik perusahaan tersebut. Alih-alih anggota keluarga perempuan, justru menantu laki-laki Queens Group yang menyiapkan makanan ritual.

Sepuluh pria berada di dapur mengenakan celemek, menyiapkan makanan upacara, mencerminkan hal tidak biasa dari tradisi patriarki yang mengakar dalam keluarga fiksi Queens Group.

Adegan para menantu laki-laki kelelahan menyiapkan jesa tidak hanya memberikan kelucuan namun juga mencerminkan kesedihan nyata dari perempuan Korea yang sudah menikah, dan secara halus mengkritik disparitas gender yang terkandung dalam adat istiadat patriarki.

Baca juga: Gadis Kretek, Queen of Tears Hingga SEVENTEEN BSS Menang Seoul International Drama Awards 2024

Selain Korea, penonton di Indonesia, yang memiliki adat istiadat patriarki yang juga mengakar, juga merasa relate. Dikutip dari Korea Times, seorang pemirsa Indonesia berusia 22 tahun menyatakan, "Di Indonesia, angka pernikahan muda sedang menurun. Seperti Korea, adat istiadat patriarki sangat mengakar di masyarakat."

"Banyak perempuan masih hidup dengan persepsi bahwa mereka harus memasak untuk suami dan keluarga mereka. Sangat menyegarkan untuk berbicara tentang budaya patriarki dengan keluarga saya melalui K-drama. Dalam beberapa hal, Queen of Tears bersifat mendidik," tuturnya.

Kritikus drama Gong Hee Jung memuji Queen of Tears karena satirnya yang mengambil inti dari patriarki, menandai langkah signifikan dalam budaya pop arus utama menuju tantangan dan perubahan norma gender.

Queen of Tears juga menumbangkan formula komedi romantis tradisional dengan menghilangkan klise "pangeran di atas kuda putih". Sebaliknya, Hong Hae In (Kim Ji Won) seorang "ratu" di Queens Group, memimpin hubungan cintanya dengan Baek Hyun Woo (Kim Soo Hyun).

Kritikus budaya Jung Duk Hyun mengaitkan popularitas Queen of Tears dengan pembalikan peran gender dan humor black comedy, dengan menyatakan, "Ini telah membalikkan naskah komedi romantis sekali lagi dengan sebuah cerita yang menunjukkan bahwa menjadi Cinderella tidak menjamin kebahagiaan."

Secara khusus karya-karya sutradara Kim Hee Won sebelumnya seperti Crash Landing On You dan Little Woman, melalui narasinya menggarisbawahi peran penting pencipta perempuan dalam memimpin perubahan budaya.

(mth)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio