DREAMERS.ID - Beberapa pihak mengkhawatirkan terjadinya perang dunia kembali meledak dengan berlanjut dan memanasnya konflik Israel-Palestina. Terlebih, Amerika Serikat kini disebut sedang mengalami perubahan keempat sepanjang Sejarah selama beberapa tahun terakhir.
Hal ini dikabarkan menjadi pusat perhatian para pemimpin Perusahaan-perusahaan dunia saat ini karena jika tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada, bukan tidak mungkin perang duni akan kembali berkobar, melansir Suara.
Dan bukan hal yang terjadi mendadak, tapi isu ini berkembang karena hal-hal yang terjadi selama lima tahun belakangan karena adanya gejolak eksternal yang mengubah status quo pasar. CEO think tank kebijakan luar negeri Atlantic Council, Frederick Kempe mengatakan jika para CEO Perusahaan besar kini mempertimbangkan faktor geopolitik dalam keputusan mereka, sesuatu yang tidak seumum lima tahun yang lalu.
Karena memang, analisis geopolitik jarang dimasukkan sebagai bahan pertimbangan manajemen Perusahaan-perusahaan dunia jika melihat masa sebelum lima tahun yang lalu. Hal ini juga mengakibatkan peningkatan hubungan outsourcing dengan konsultan di bidang tersebut dan lebih banyak manajemen risiko dalam posisi-posisi penting.
Baca juga: Jaehyun dan Leehan BOYNEXTDOOR Beri Dukungan untuk Palestina
Empat guncangan eksternal yang besar itu dimulai dari pandemic COVID-19, penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan yang melemahkan posisi AS, keputusan Putin dalam konflik Ukraina dan Rusia sampai ke pecahnya perang atau konflik Israel dan Hamas yang mengakibatkan genosida di wilayah Palestina kini.Kempe menekankan bahwa dunia saat ini berada dalam tingkat ketegangan dan risiko yang lebih tinggi daripada sebelumnya, dengan keterhubungan global yang lebih kuat dan teknologi yang dapat memberikan dampak buruk dengan lebih cepat.
Bagaimanapun juga, Amerika dianggap masih memiliki otoritas penting untuk memastikan system global tetap utuh. Sebagai contoh, keputusan-keputusan negara adidaya tersebut setelah Perang Dunia I menimbulkan isolasionisme, Holocaust dan jutaan kematian. Sama seperti Perang Dunia II, Amerika juga mengambil Langkah penting yang menelurkan Lembaga internasional seperti PBB dan NATO.
Peningkatan hubungan bilateral dengan negara-negara yang dianggap sebagai musuh, seperti China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, juga meningkatkan level risiko bagi AS.
(rei)