Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Analisa Mengapa Korban Itaewon Didominasi Oleh Perempuan
02 November 2022 09:45 | 2545 hits

DREAMERS.ID - Dari 156 kematian akibat kerumunan massa Halloween akhir pekan lalu di Itaewon, hampir dua pertiganya adalah wanita. Hingga Senin (31/10), total 98 wanita dipastikan tewas dalam tragedi mematikan Itaewon, sedangkan 56 lainnya adalah pria.

Rasio gender yang terlibat dalam tragedi pesta halloween maut itu masih belum jelas dari sekitar 100.000 orang yang dilaporkan turun ke jalan. Melihat jumlah korban, publik bertanya-tanya mengapa tragedi itu lebih fatal untuk wanita dibanding pria.

Melansir laman Korea Herald, beberapa ahli medis mengatakan bahwa orang dengan kerangka tubuh yang lebih kecil dan kekuatan fisik yang kurang, lebih rentan terhadap cedera dalam situasi lonjakan kerumunan.

Karena pernapasan membutuhkan gerakan konstan dari otot-otot pernapasan dan diafragma, mereka yang secara fisik lebih lemah dapat menjadi korban ketika semua orang yang terperangkap berjuang untuk kelangsungan hidup mereka sendiri.

“Kekuatan untuk melawan tekanan bagi perempuan umumnya lebih lemah daripada laki-laki, bersama dengan kemampuan untuk diresusitasi, jadi mungkin itu sebabnya ada lebih banyak korban perempuan,” kata Park Jae Sung, profesor pencegahan kebakaran dan bencana di Universitas Soongsil Cyber.

Menurut National Health Institute Service, rata-rata pria Korea memiliki tinggi 170,6 sentimeter dan berat 72,7 kilogram, sedangkan rata-rata wanita Korea memiliki tinggi 157,1 sentimeter dan berat 57,8 kilogram.

G. Keith Still, seorang profesor ilmu kerumunan di University of Suffolk di Inggris selatan, mengatakan kepada New York Times bahwa umumnya wanita memiliki kerangka yang lebih kecil daripada pria, tetapi memiliki lebih banyak massa tubuh di dada bagian atas mereka.

Baca juga: Update Tragedi Itaewon: Pihak Terkait Dapat Vonis 3 Tahun Penjara

“Jika ada tekanan di sana, ada lebih banyak massa yang mendorong ke dalam, lebih merugikan bagi perempuan,” katanya.

Saksi mata dan kesaksian para penyintas menunjukkan bahwa beberapa pria berhasil melarikan diri dari tempat kejadian ke toko-toko yang berada di sekitar lokasi, sementara wanita tidak mudah melakukannya.

Hong Ki Jeong, seorang profesor pengobatan darurat di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul yang mengambil bagian dalam operasi penyelamatan, mengatakan sebagian besar kematian tampaknya disebabkan oleh serangan jantung yang disebabkan oleh asfiksia.

Sederhananya, orang-orang mati lemas, ditekan begitu keras sehingga mereka tidak bisa bernapas. "Ketika (petugas penyelamat) pergi untuk menyelamatkan, sebagian besar (korban) tidak responsif terhadap CPR, mati lemas," katanya kepada media lokal.

“Banyak yang pasti sudah menderita kerusakan otak karena asfiksia, jadi tindakan darurat memiliki efek terbatas,” imbuhnya.

Periode emas untuk serangan jantung adalah dalam lima menit pertama, setelah itu terjadi kerusakan otak. Setelah 10 menit, kerusakan menjadi permanen. Dalam kasus tragedi Itaewon, waktu kritis telah berlalu bagi sebagian besar korban karena butuh beberapa menit untuk mengeluarkan mereka dari tumpukan mayat.

Kim Won Young, seorang profesor pengobatan darurat di Asan Medical Center, mengatakan bahwa orang secara naluriah menyilangkan tangan mereka untuk membuat ruang bernapas ketika daerah dada mereka di bawah tekanan. Hal itu akan lebih sulit dilakukan untuk orang yang lebih lemah di tengah keramaian.

(mth)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio