DREAMERS.ID - Korea Selatan memiliki sejarah kelam dari kasus pembunuhan berantai pertama yang dilakukan oleh seorang wanita berdarah dingin. Wanita bernama Kim Sun Ja ini bahkan menyerang korban tanpa menyentuhnya.
Melansir laman Koreaboo, Kim Sun Ja lahir pada tahun 1939 dan menjalani kehidupan biasa sebagai seorang istri dan ibu dari tiga anak. Suaminya adalah satu-satunya pencari nafkah keluarga, tetapi penghasilannya yang sederhana sebagai pelukis hampir tidak cukup untuk memuaskannya.
Menurut orang yang mengenal Kim Sun Ja, dia kecanduan judi dan suka mengunjungi kabaret atau pementasan seni. Jadi, dia melakukan itu untuk menjembatani kesenjangan besar antara kondisi ekonomi keluarga dan keinginan mewahnya.
Antara 1986 dan 1988, Kim Sun Ja membunuh lima orang, semuanya di tempat umum, dan tidak tertangkap sampai sebulan setelah serangan terakhirnya. Korban pertamanya adalah temannya, bernama Kim Gye Hwan. Keduanya pergi ke pemandian bersama pada tanggal 31 Oktober 1986.
Di ruang ganti wanita, Kim Sun Ja memberikan minuman kesehatan kepada temannya, yang Kim Gye Hwan ambil tanpa berpikir panjang. Segera setelah itu, perutnya mulai kram dan dia mengalami kesulitan bernapas. Setelah pingsan, Kim Gye Hwan dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal.
Pada saat itu, otopsi adalah hal yang tabu di masyarakat Korea, karena orang percaya bahwa itu seperti membunuh kembali orang yan sudah meninggal. Sehingga penyebab kematian Kim Gye Hwan tetap menjadi misteri. Polisi mengetahui bahwa perhiasannya hilang tetapi tidak menemukan bukti yang memberatkan tersangka.
Pada bulan April 1987, Kim Sun Ja meminta teman lain, Jeon Soon Ja, untuk menemaninya ke Yeongdeungpo. Dia memberi tahu Jeon Soon Ja bahwa seorang peminjam seharusnya menemuinya di sana untuk mengembalikan sejumlah uang.
Kim Sun Ja meyakinkan bahwa begitu dia mendapatkan uangnya kembali, dia akan membayar kembali Jeon Soon Ja berapa pun jumlah hutangnya untuk pinjaman sebelumnya. Dalam perjalanan ke tempat tujuan, Kim Sun Ja memberikan minuman obat kepada temannya di dalam bus.
Segera setelah meminumnya, Jeon Soon Ja terdengar mengeluh ada sesuatu di minumannya. Dia pingsan dari tempat duduknya dan dibawa ke rumah sakit, lalu dinyatakan meninggal.
Kejadian yang sama berulang pada tahun 1988. Kim Sun Ja mengajak Kim Soon Ja, orang yang meminjamkannya uang untuk bertemu di kedai kopi dengan alasan akan bertemu dengan seorang debitur, dan akan membayar hutangnya.
Baca juga: Bunuh Diri Masih Menjadi Penyebab No. 1 Kematian Anak Muda Korea
Kim Soon Ja setuju, tapi sesampainya di tempat, debiturnya tidak muncul. Dalam perjalanan pulang, Kim Sun Ja menawari Kim Soon Ja minuman yang hanya meneguk sedikit, dan kemudian membuat Soon Ja muntah.Kim Sun Ja menyarankan agar dia meminumnya lagi dengan dalih agar merasa lebih baik tetapi temannya curiga dan memutuskan untuk pulang sendirian. Segera setelah itu, Kim Sun Ja mengunjungi rumahnya untuk menanyakan kondisinya dan bahkan melunasi hutangnya. Jadi, Kim Sun Ja tidak dicurigai meracuninya.
Pada tahun yang sama tepatnya tanggal 27 Maret, Kim Sun Ja menemani ayahnya yang berusia 73 tahun dalam perjalanan bus antarkota kembali ke rumah setelah dia mengunjungi beberapa kerabat. Di bus, dia memberikan ayahnya minuman. Ayahnya seketika pingsan.
Ketika dibawa ke rumah sakit, para dokter tidak dapat menyelamatkannya. Setelah kematian ayahnya, Kim Sun Ja meminta untuk mengkremasi ayahnya segera dan tidak ada penyelidikan apapun.
Sebulan kemudian, Kim Sun Ja memberikan minuman yang sama ke adik perempuannya saat sedang menunggu di terminal bus Hwayangdong. Seperti kebanyakan korban sebelumnya, Kim Sun Ja juga berutang uang kepada si adik.
Adik perempuannya meminum minuman itu dan pingsan di dalam bus. Saat dia sedang dibawa turun dari bus, Kim Sun Ja mengambil kesempatan untuk melarikan diri dengan tas tangan dan perhiasan adiknya.
Korban terakhir Kim Sun Ja adalah anggota keluarga lainnya yakni sepupu bernama Son Si Won yang dihutanginya sebesar 434 juta won. Ketika keduanya bertemu pada 8 Agustus 1988, Kim Sun Ja menawari sepupunya minuman, yang akhirnya membunuhnya dengan cara yang sama seperti para korban sebelumnya.
Namun kali ini, anggota keluarga Son Si Won menyetujui otopsi dan ditemukan bahwa dia meninggal karena keracunan sianida. Polisi kemudian mengotopsi semua korban sebelumnya, dan menemukan bahwa mereka telah meninggal dengan cara yang sama.
Itu adalah bukti yang cukup untuk menangkap Kim Sun Ja untuk diinterogasi, tetapi mereka harus mencari bukti yang lebih konkret. Pihak berwenang menggeledah rumah Kim Sun Ja di mana mereka menemukan perhiasan dan uang tunai yang dia curi dari para korbannya.
Ketika seorang petugas pergi menggunakan kamar kecil di rumahnya, dia melihat ada celah di belakang toilet dan ditemukan segumpal sianida terbungkus koran. Setelah terkumpul bukti yang cukup, Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman mati padanya pada tahun 1989.
Kim Sun Ja kemudian dieksekusi di penjara Daejon pada bulan Oktober 1997. Dia termasuk dalam salah satu dari 23 penjahat kekerasan yang dieksekusi hari itu di seluruh negeri, sebagai bagian dari eksekusi hukuman mati terakhir yang dilakukan di Korea Selatan.
(mth)