Dreamland
>
Berita
>
Article

Bagaimana Penjelasan Awal Puasa Berbeda Tapi Kemungkinan Lebaran Bisa Bersamaan?

26 April 2022 17:43 | 717 hits

DREAMERS.ID - Lebaran 2022 atau perayaan Idul Fitri 1443 H yang datang di minggu depan, ada kemungkinan besar akan jatuh di hari yang sama, yaitu 2 Mei 2022. Padahal awal berpuasa berbeda tapi bagaimana mungkin Lebarannya bersamaan?

Melansir Detik, ada penjelasan masing-masing terkait awal puasa yang berbeda dan penjelasan Lebaran yang berbarengan. Profesor riset astronomi-astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, kriteria yang digunakan pemerintah dan Muhammadiyah berbeda.

"Awal Ramadan berbeda, karena beda kriteria. Pada 1 April tinggi bulan hanya sekitar 2 derajat dan elongasi (jarak sudut bulan-matahari) sekitar 3 derajat. Muhammadiyah, yang menggunakan kriteria wujudul hilal, menganggapnya sudah masuk Ramadan karena bulan sudah di atas ufuk, jadi 1 Ramadan 2 April. Tetapi NU dan pemerintah menganggapnya belum memenuhi kriteria, jadi 1 Ramadan 3 April," ujar Thomas.

Sementara, hilal Idul Fitri 1443 H diprediksi sudah di atas 3 derajat dan elongasi sekitar 6.4 derajat. Sehingga Lebaran tahun 2022 kemungkinan besar akan bersamaan.

"Kondisi 1 Mei, posisi bulan tingginya di kawasan barat Indonesia tingginya sudah sekitar 4 derajat dan elongasi sekitar 6,4 derajat. Itu sedang memenuhi kriteria yang digunakan Muhammadiyah, NU, maupun pemerintah. Jadi ada potensi seragam Idul Fitri 2 Mei," ujar Thomas lagi.

Meski begitu, Kemenag akan tetap menggelar siding isbat penentuan Idul Fitri atau 1 Syawal 1443 H pada 1 Mei mendatang. Secara hisab, posisi hilal di Indonesia pada saat sidang isbat sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

"Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat," kata Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulis, Senin (25/4).

"Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS," ungkap Kamaruddin.

Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat jika posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6.4 derajat. Kriteria ini adalah pembaruan dari kriteria sebelumnya yang menetapkan 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat mendapat masukan dan kritik.

Pemerintah akan menggelar sidang isbat dengan metode hisab dan rukyat. Posisi hilal Syawal sendiri akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah yang selanjutnya menunggu laporan rukkyat dari seluruh Indonesia.

"Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H," jelasnya.

"Kita perlu menciptakan suasana yang kondusif bagi umat Islam, khususnya di bidang hisab rukyat. Kami berharap, forum ini bisa menghasilkan ide-ide yang cemerlang untuk mendukung kemajuan hisab rukyat di dunia Islam secara umum," tambahnya.

Sebagai informasi, siding isbat akan berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama ini akan didahului proses pengamatan hilal yang dilakukan di 99 titik lokasi di seluruh Indonesia. Hasil keputusan sidang isbat akan disampaikan dalam konferensi pers yang ditayangkan secara langsung.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio