DREAMERS.ID - Turki merupakan salah satu negara yang tidak luput dari demam budaya Korea, bahkan termasuk memiliki komunitas penggemar K-Pop yang cukup besar. Menurut data, penggemar Turki berada di peringkat 10 di dunia.
Data tersebut dihitung dari jumlah waktu dalam mengonsumsi konten K-Pop. Di sisi lain, dari segi uang, penggemar K-Pop di Turki paling banyak menghabiskan setidaknya 108 USD (sekitar Rp 1,5jt) per orang per tahun.
Namun penggemar K-Pop di Turki tampaknya dalam mode waspada. Pasalnya, pemerintah Turki mengungkapkan bahwa K-Pop sedang diselidiki karena berpotensi membahayakan kaum muda di negaranya.
Dilansir dari Koreaboo, pada 10 Agustus 2021, tiga remaja yang berusia 11, 13, dan 15 tahun menjadi berita utama di Turki setelah dilaporkan berusaha melarikan diri ke Korea Selatan tanpa izin orang tua. Mereka izin ke orang tua untuk piknik di Istanbul pada 9 Agustus, tetapi tidak kembali ke rumah malam itu.
Ketika orang tua mereka menghubungi polisi, diketahui bahwa ketiganya telah mengemasi pakaian dan tidak membawa ponsel sebelum meninggalkan rumah. Untungnya, tim polisi khusus dapat menemukan mereka dengan aman dan sehat di pantai di Istanbul malam itu.
Baca juga: Penggemar Stray Kids Jadi Korban Gempa di Turki, Pernah Tulis Surat Mengharukan
Dilansir NTV, gadis-gadis muda itu mengejutkan warga dengan mengungkapkan bahwa kecintaan pada K-Pop dan drama Korea membuat mereka memutuskan untuk melarikan diri ke Korea Selatan. Kemudian, salah satu ayah gadis itu membantah klaim tersebut.Meskipun demikian, cerita tersebut menyebar ke seluruh negeri dan disebut sebagai Special Operation BTS oleh netizen Turki. Alhasil, Kementerian Keluarga dan Layanan Sosial (sebuah divisi dari pemerintah Turki) menempatkan K-Pop secara keseluruhan dalam penyelidikan.
Namun, sebagian besar kekhawatiran ini tampaknya berakar pada sudut pandang anti LGBTQ+. Secara khusus, tuduhan tersebut menyatakan, “K-pop membuat kaum muda menyimpang dari nilai-nilai tradisional dan menolak keluarga mereka dan membawa mereka ke gaya hidup ‘bebas gender’.”
Kementerian Keluarga dan Layanan Sosial pun melakukan penyelidikan terhadap K-Pop untuk menentukan apakah itu merupakan konten online berbahaya yang dapat berdampak negatif bagi kaum muda.
Sementara itu, penggemar K-Pop Turki menentang sentimen ini. Para penggemar mengatakan kepada Ahval News bahwa mereka melihat budaya Korea sebagai budaya yang mirip dengan Turki dan bisa belajar bahasa kedua.
Banyak penggemar K-Pop Turki khawatir bahwa mereka akan segera dilarang mendengarkan lagu-lagu Korea atau berbicara tentang grup dan drama Korea favorit mereka secara online. Namun, pemerintah belum membuat pernyataan yang mengonfirmasi bahwa K-Pop berisiko dilarang langsung.
(rzlth)