DREAMERS.ID - Di tengah meningkatnya perselisihan internal antara HYBE dan anak perusahaannya ADOR, yang mengelola grup NewJeans, rumor menyebar secara online yang menyatakan bahwa HYBE terkait dengan organisasi keagamaan palsu dan terlibat dalam manipulasi chart di masa lalu.
HYBE menanggapi tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa kecurigaan yang dilontarkan "sama sekali tidak berdasar." Perusahaan berjanji akan mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap segala pelanggaran terhadap hak artis mereka.
Melansir Korea Times, para pengamat berspekulasi bahwa tuduhan tersebut mungkin merupakan respons pembalasan dari individu yang sebelumnya menuduh CEO Ador Min Hee Jn meminta nasihat manajemen kepada dukun. Serangan balik ini tampaknya merupakan upaya untuk mencoreng reputasi HYBE.
Komunitas online tertentu menimbulkan kecurigaan beberapa hari yang lalu tentang hubungan lama HYBE dengan kelompok meditasi yang menunjukkan karakteristik organisasi keagamaan.
Muncul dugaan bahwa beberapa member BTS dan TXT di bawah label BIGHIT MUSIC pernah bersekolah di universitas yang berafiliasi erat dengan kelompok ini. Dugaan pun mengemuka bahwa member BTS secara langsung maupun tidak langsung mempromosikan kelompok ini.
HYBE menghadapi tuduhan yang mengaitkan artis dan aksi afiliasinya dengan kelompok meditasi. Kontroversi tersebut mencakup penggunaan istilah-istilah yang sering dikaitkan dengan kelompok tersebut, terutama di album terakhir girl group GFRIEND, yang dikelola oleh anak perusahaan HYBE, Source Music, dan judul lagu 'MAGO' yang memiliki terminologi yang sama dengan bahasa agama kelompok tersebut.
Klaim serupa juga muncul terkait lagu debut 'Magnetic' oleh girl group pendatang baru ILLIT dari Belift Lab, yang kabarnya memiliki nama yang sama dengan latihan yang dikembangkan oleh kelompok tersebut.
Baca juga: Min Hee Jin Tuntut Petinggi HYBE dan Reporter Dispatch
Pada hari yang sama ketika tuduhan menghubungkan HYBE dengan grup meditasi, kecurigaan keterlibatan BTS dalam manipulasi chart musik ilegal dan pencurian konsep juga muncul.Pada tahun 2017, seseorang yang diidentifikasi sebagai A dihukum dan dijatuhi hukuman satu tahun penjara karena menggunakan taktik koersif dalam pemasaran album BTS. Individu tersebut mengaku telah dipaksa mengikuti praktik streaming ilegal untuk mendongkrak penjualan album BTS.
Saat itu, HYBE yang sebelumnya bernama Bighit Entertainment mengklarifikasi bahwa tindakan mereka adalah "viral marketing online biasa".
Selain itu, editor majalah yang diidentifikasi sebagai B baru-baru ini menyebarkan tuduhan melalui media sosial bahwa HYBE mencuri idenya, yang mendapat daya tarik di komunitas online, blog, dan platform media sosial.
Di tengah munculnya tuduhan-tuduhan yang tampaknya tidak ada hubungannya secara bersamaan, belum ada bukti nyata yang disajikan terkait kedua isu tersebut.
BIGHIT MUSIC telah mengumumkan, "Telah menjadi perhatian kami bahwa upaya organisasi yang bertujuan untuk menodai dan memfitnah artis kami telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir."
Dikatakan bahwa perusahaan tersebut memandang tindakan ini sebagai "pelanggaran berat terhadap hak-hak artis dan akan menanggapinya dengan tegas, dengan melibatkan firma hukum" untuk memperkuat tindakan hukum yang ada.
"Kami mengumpulkan bukti postingan jahat melalui pemantauan real-time saat ini," kata agensi dan menambahkan, "Kami akan mempertahankan kebijakan tanpa toleransi dan menangani masalah ini dengan ketat, tanpa keringanan hukuman atau penyelesaian."
(fzh)