DREAMERS.ID - Vaksin merupakan salah satu syarat utama agar tidak terpapar Covid-19. Salah satu yang digunakan di Indonesia adalah vaksin AstraZeneca, yang mana ternyata ada peran pemuda tanah air di balik pembuatannya.
Adalah Indra Rudiansyah mahasiswa di Universitas Oxford berusia 29 tahun. Di Oxford, ia fokus dalam pendidikan S3 mengembangkan vaksin malaria. Ia masuk sebagai peneliti di Jenner Institute & Nuffield Department of Clinical Medicine di universitas itu bersama ilmuwan Profesor Sarah Gilbert.
Indra Rudiansyah disebut berperan penuh dalam menganalisa data-data respon imun tubuh para relawan yang menerima vaksin. Semenjak bergabung pada awal Mei 2020, Indra telah menghabiskan waktu rata-rata 10 jam di laboratorium setiap harinya.
Baca juga: Jleb! Inikah Sindiran Menohok Menko Luhut Untuk Kaum Anti Vaksin?
"Ada ratusan peneliti yang bekerja. Sumber daya yang besar ini bertujuan agar vaksin segera bisa dikembangkan dengan cepat," ujarnya, sebagaimana dikutip dari laman CNBC Indonesia.Melansir Kompas, Indra Rudiansyah mengajukan diri untuk menjadi bagian karena saat itu tim peneliti vaksin kekurangan sumber daya manusia. Semua orang diperbolehkan bergabung untuk mempercepat proses produksi vaksin ini.
Indra menambahkan, "Biasanya, untuk mendapatkan data uji klinis vaksin fase pertama dibutuhkan waktu hingga lima tahun, tapi tim ini bisa menyelesaikan dalam waktu enam bulan." Ia memastikan bahwa efektifitas vaksin AstraZeneca tergolong tinggi termasuk mencegah virus varian delta.
(rzlth)