DREAMERS.ID - E-commerce Weverse Shop milik Big Hit Entertainment dikabarkan tengah menghadapi penyelidikan dari pengadilan konsumen. Dilaporkan bahwa konsumen yang melakukan pembelian dari Weverse Shop pada bulan April 2020, telah terlibat dalam kasus yang tidak terselesaikan dengan toko selama 8 bulan hingga sekarang.
Si konsumen telah membeli barang dari Weverse Shop, tetapi barang yang diterima memiliki goresan di lebih dari setengah poster yang dibeli. Dikatakan bahwa konsumen ini sudah meminta untuk penukaran atau pengembalian uang namun penjualan telah memberi tahunya bahwa itu tidak dianggap cacat.
Konsumen kemudian menanyakan standar tentang apa yang dapat dianggap sebagai "barang cacat" yang memenuhi syarat untuk dikembalikan atau ditukar, namun pihak toko hanya memberi tahu bahwa hal itu tidak dapat diungkapkan. Karena kurangnya respon dari perwakilan penjualan, konsumen tersebut diduga telah mengirimkan pesan yang sama kepada toko berulang kali selama berbulan-bulan.
Penyelidikan lebih lanjut oleh Pusat Konsumen Elektronik Seoul mengungkapkan bahwa ada banyak ketidakpuasan terhadap Weverse Shop. Dari barang cacat hingga pembatalan pesanan dan keterlambatan pengiriman, banyak keluhan dari konsumen. Dari semua alasan ketidakpuasan tersebut, barang cacat atau rusak tetap yang tertinggi yaitu 42,3%.
Baca juga: Mengintip Menu-menu Kantin HYBE yang Jadi Perbincangan, Ada Nasi Kuning
Pembatalan pesanan mencapai 33,6%, pengiriman tertunda 13,8%, tidak dapat dihubungi pada 5,1%, kesalahan informasi produk 2,2%, perubahan kontrak pesanan 1,5% dan kesalahan sistem atau ketidakpuasan 1,5%.Kasus konsumen ini telah sampai ke pejabat kota karena mereka telah menunjukkan bahwa mereka akan menangani kasus tersebut sesuai prosedur hukum. Menurut investigasi yang dilakukan oleh pengadilan konsumen, Weverse Shop tidak menampilkan dengan benar informasi produk paling dasar seperti negara produsen dan detail impor atau lokal, di mana kedua hal tersebut wajib menurut undang-undang.
Weverse Shop juga gagal menunjukkan tindakan pencegahan untuk warna pakaian, tanggal pembuatan dan menyarankan pencucian dan penanganan. Mereka juga tidak menyediakan hotline untuk manajer A/S. Pemerintah kota akan terus menyelidiki keterlambatan pengiriman, penolakan pengembalian uang dan selanjutnya, dan akan mempertimbangkan tindakan hukum termasuk denda.
Menanggapi hal ini, Big Hit Entertainment mengeluarkan permintaan maaf melalui outlet pers, yang menyatakan “Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada konsumen. Setelah peluncuran Weverse Shop pada tahun 2019, kami terus berupaya untuk meningkatkan layanan kami kepada pelanggan. Kami bekerja sama secara aktif dengan investigasi dan laporan kota.”
(fzh)