DREAMERS.ID - Saat ini, varian baru virus corona (covid-19) yang tengah mewabah di Inggris disebut-sebut lebih cepat menular dibandingkan dengan jenis virus sebelumnya. Tetapi hal tersebut ditepis oleh Ilmuawan asal negeri Amerika Serikat.
Melansir AFP via Detik, Selasa (22/12/2020), Moncef Slaoui selaku ketua penasihat program vaksin AS, Operation Warp Speed, menyatakan bahwa dirinya berharap eksperimen laboratorium menunjukkan strain baru corona itu akan merespons vaksin dan perawatan yang sudah ada.
Slaoui menyatakan ada kemungkinan bahwa varian baru ini telah lama ada di Inggris, tetapi para ilmuwan belum mulai mencarinya sampai saat ini, sehingga menciptakan kesan adanya lonjakan ketika mereka menemukannya. Apalagi belum ada bukti jika mutasi itu lebih menular.
"Tidak ada bukti kuat bahwa virus ini sebenarnya jauh lebih mudah menular, (tapi) ada bukti jelas bahwa ada lebih banyak virus di masyarakat," kata Slaoui seorang ilmuwan vaksin dan mantan eksekutif farmasi tersebut, mengutip detik.
Baca juga: Gejala Khusus COVID-19 Subvarian XB.1.16 yang Ditemukan 5 Kasus Di Jakarta
Mengenai masalah penuluran, menurut Slaoui, diperlukan eksperimen terhadap hewan yang ditempatkan bersama-sama dan diinfeksi untuk menetukan sebab dan akibatnya. Slaoui menilai eksperimen itu akan menunjukkan muatan virus yang diperlukan untuk menginfeksi hewan lainnya.Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) juga telah melakukan studi laboratorium terhadap varian baru itu untuk menentukan apakah antibodi terhadap strain lebih dominan dari covid-19 akan efektif melawannya. Antibodi diambil dari pasien sembuh, hasil vaksin, dan sintetik buatan lab, sehingga butuh waktu untuk mendapatkan hasil.
Slaoui optimis apabila antibodi yang diproduksi merespons vaksin corona akan terus efektif, karena antibodi itu mengikat beberapa 'epitop' atau area spike protein. Diketahui bahwa spike protein merupakan molekul permukaan tiga dimensi yang digunakan virus untuk menyerang sel manusia, dan yang membuat mikroba tampak seperti mahkota atau 'corona'.
Ia juga memperingatkan bahwa, "Entah suatu hari, di suatu tempat, sebuah virus yang dapat keluar dari respons protektif yang dihasilkan oleh vaksin, tidak mungkin disingkirkan, jadi kita harus benar-benar waspada." Sementara itu, beberapa negara telah menutup perbatasan mereka dengan Inggris.
(kiki)