Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Mengapa Ribuan Peneliti China Tinggalkan Amerika Serikat?
04 Desember 2020 12:30 | 1361 hits

DREAMERS.ID - Ribuan peneliti asal negeri tirai bambu China, meninggalkan negeri paman sam yaitu Amerika Sertikat, di tengah dugaan pencurian teknologi. Tetapi, penyebab sesungguhnya dari aksi para peneliti ini masih belum diketahui.

Melansir dari detik, pada hari Rabu (3/12/2020) John Demers, kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman AS, mengatakan dalam diskusi yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir Aspen Institute, bahwa ada 1.000 peneliti China telah meninggalkan negaranya.

Departemen tersebut diketahui meluncurkan beberapa kasus kriminal terhadap operasi China untuk spionase industri dan teknologi. Seorang pejabat dari Departemen Kehakiman AS mengatakan, mereka merupakan sekelompok yang berbeda dengan yang disebutkan oleh Depatermen Luar Negeri AS pada bulan September lalu.

Sekelompok orang tersebut adalah, mereka yang visanya dicabut oleh AS. Hal ini juga berdasarkan keputusan presiden yang menolak masuknya siswa dan peneliti yang dianggap beresiko keamanannya. Pejabat tersebut menyebut para peliti yang dimaksud Demers, yang diyakini bahwa pihak berwenang AS berasifilasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat China.

Baca juga: Kenapa Prabowo Sudah Berkunjung Ke Cina-Jepang Padahal Belum Resmi Jadi Presiden?

Mereka meninggalkan Amerika Serikat setelah FBI melakukan wawancara di lebih dari 20 kota, dan Departemen Luar Negeri menutup konsulat China di Houston pada bulan Juli lalu.

"Hanya China yang memiliki sumber daya dan kemampuan dan kemauan untuk terlibat dalam luasnya aktivitas pengaruh asing yang telah dilihat oleh lembaga AS dalam beberapa tahun terakhir," kata Demers.

Tetapi, belum jelas penyebab dan kepastian mengapa pada peneliti ini meninggalkan AS. Namun sementara itu, William Evanina, kepala cabang kontraintelijen dari kantor Direktur Intelijen Nasional AS, mengatakan pada peristiwa yang sama bahwa agen China telah menargetkan pemerintahan Presiden terpilih yaitu Joe Biden yang akan datang, serta "orang-orang yang dekat dengan tim Biden".

Hubungan AS dan China telah memburuk dalam beberapa dekade selama masa jabatan Donald Trump, dengan perselisihan panas atas berbagai masalah mulai dari perdagangan dan teknologi hingga soal Hong Kong dan virus Corona. Presiden China Xi Jinping berharap hubungan akan kembali membaik usai Joe Biden menang pemilu.

(kiki)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio