Dreamland
>
Berita
>
Article

Tanggapi Laporan 'Kursi Kosong', Najwa Shihab Siap Jika Dipanggil untuk Pemeriksaan

06 Oktober 2020 19:42 | 562 hits

DREAMERS.ID - Pada Selasa (6/10), Relawan Jokowi dikabarkan melaporkan Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya atas aksinya mewawancarai kursi kosong terkait sosok Menteri Kesehatan Terawan. Jurnalis senior itu mengaku baru mengetahui dirinya dilaporkan dari media.

Melalui akun Instagramnya, Najwa Shihab menulis, "Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan. Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers."

Najwa Shihab mengaku siap jika memang dipanggil untuk pemeriksaan, "Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu."

Ia menjelaskan bahwa tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi. "Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun," kata Najwa.

Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja. Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Menteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi.

"Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi. Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik," jelasnya.

Baca juga: Cak Imin Sempat Sebut Namanya Jadi Kandidat Ketua Tim Pemenangan, Najwa Shihab: Tidak Akan

Najwa memaparkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa.

"Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu “mengembangkan pendapat umum” dan “melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum”," pungkasnya.

Najwa Shihab juga memaparkan bahwa aksi mewawancarai kursi kosong diadaptasi dari media luar negeri yang sudah sering melakukannya, "Sependek ingatan saya, treatment “kursi kosong” ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang."

Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word.

Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC.

Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya.

(mth)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio