DREAMERS.ID - Cina dilanda kekhawatiran munculnya kasus virus corona atau COVID-19 yang baru. Di tengah kabar tersebut, Negeri Tirai Bambu itu menghentikan impor ikan salmon dari pemasok Eropa yang tak pelak memunculkan isu jika virus baru tersebut berasal dari salmon.
Melansir CNBC Indonesia, ada jejak genetik virus dari pasar Xinfadi di Beijing yang menunjukkan jika virus itu mungkin berasal dari Eropa. Hal ini muncul terkait ditemukannya virus pada sebuah talenan yang digunakan untuk salmon impor di sana. Pasar itu pun kini menjadi klaster awal kebangkitan COVID-19 di Cina.
Dari Kamis minggu lalu hingga hari ini, ada lebih dari 100 kasus terkait pasar itu. Bahkan bukan Cuma Baijing, namun sejumlah provinsi terdekat juga mencatat kasus dari pasar ini. Laporan itu akhirnya mendorong supermarket besar di Beijing untuk menghilangkan salmon dari rak penjualan mereka.
"Kami tidak dapat mengirim salmon ke China sekarang, pasar ditutup," ujar Regin Jacobsen, kepala eksekutif pemasok salmon Bakkafrost yang berbasis di Oslo, mengatakan kepada Reuters, sebagaimana dikutip oleh South China Morning Post.
"Kami telah menghentikan semua penjualan ke China dan sedang menunggu situasi diklarifikasi," kata Stein Martinsen, kepala penjualan dan pemasaran di Norway Royal Salmon.
Namun, sebagian ahli meragukan hal ini dengan mengatakan ikan salmon tidak mungkin membawa virus tersebut. Salah sarunya Keith Neal, profesor emeritus epidemiologi penyakit menular di Universitas Nottingham Inggris mengatakan tiap hubungan dengna salmon mungkin adalah hasil kontaminasi silang.
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
"Pasar bisa menjadi tempat yang ramai, jadi, seperti di Wuhan, (mereka) membantu mendorong penyebaran," katanya.Ada pula Marion Koopmans, Kepala Departemen Viroscience di Erasmus University Medical Center di Rotterdam mengatakan bahwa dengan data yang terbatas sulit untuk mengetahui apakah urutan genetik spesifik yang terdeteksi dalam kasus dari pasar Beijing terkait dengan Eropa.
"Ada yang menyebutkan urutan Eropa, tetapi sulit untuk mengatakannya dengan pasti kecuali ada banyak data lain tentang keragaman virus di China," kata Koopmans.
"Sulit untuk memahami apa yang mereka maksud dengan tekanan orang Eropa. Apa yang telah kita lihat dengan penyebaran global virus adalah bahwa virus itu terdiversifikasi karena diperkenalkan ke berbagai daerah dan terus beredar, jadi Anda melihat tanda tangan yang terlihat seperti ini sekarang menjadi 'virus Eropa', tetapi tanda tangan yang sama mungkin juga beredar di Asia. Kita tidak tahu."
Sementara Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Mike Ryan mengatakan ia sepenuhnya berharap Cina mempublikasikan urutan genetik virus ketika sudah siap. Ia juga mengatakan klaim infeksi baru di Beijing yang mungkin disebabkan oleh impor atau pengemasan salmon hanyalah ‘hipotesis’.
"Temuan bahwa ini mungkin mewakili tekanan yang lebih umum dalam penularan di Eropa adalah penting dan mungkin mencerminkan penularan dari manusia ke manusia lebih dari hipotesis lainnya," katanya seperti dikutip oleh Reuters.
(rei)