DREAMERS.ID - Seorang wanita survivor corona menceritakan masa-masa paling berat dalam hidupnya. Ia sempat divonis positif COVID-19 namun kita telah sembuh. Ia adalah Christina, warga Surabaya yang mengaku pertama kali merasakan gejala pada awal Maret.
Saat itu, ia merasakan pertama kali badannya demam tinggi dan tulang-tulangnya terasa sakit serta napasnya sudah lemas. Pada bagian dada sebelah kanan juga mengalami perubahan menjadi abu-abu. Ia pun memeriksakan diri ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya.
"Beberapa hari saya dirawat di RS Mitra Keluarga. Waktu itu napas saya sudah lemas. Dada kanan warnanya abu-abu sudah bisa sembuh karena terapi. Lalu yang kiri memburuk berbentuk embun dan menutup-nutup," kata Cristina, Sabtu (28/3).
Karena makin memburuk, pada 11 Maret pihak rumah sakit merujuknya ke Rumah Sakit untuk dilakukan swab tenggorokan. Esoknya ia dirujuk ke RSU dr Soetomo, via laman Detik. Di sana, ia pun hanya bisa pasrah telah dikarantina di ruang isolasi dengan kondisi makin memburuk.
"Saya tahu saat dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Dengan kondisi lemas bernapas pun sudah tidak sampai, oksigen tidak maksimal. Saya sendiri di ruang khusus itu bersama alat medis," bebernya. "Ibu harus sembuh, ibu sehat, karena hanya ibu yang bisa membantu diri ibu sendiri, imun ibu yang membentengi ibu sendiri. Itu kata dokter pada saya. Tidak pernah sama sekali dokter dan perawat bilang pada saya tentang virus,"
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
Selama lima hari di ruang isolasi dengan menempelnya berbagai peralatan medis, Christina mengaki hari itu adalah hari yang paling berat namun bersyukur karena dokter mau pun perawatn terus memberikan dorongan semangat untuk hidup."Itu lima hari yang luar biasa berat. Saya merasakan betapa sakitnya. Dokter terus mendukung saya, ibu tidak apa-apa jalan pelan-pelan selangkah dulu dan pakai oksigennya," tuturnya. "Lalu setelah itu saya dimasukkan ke ruang yang tidak ada peralatan lagi masih di ruang isolasi juga,"
Pada hari kedelapan dirawat di RSU dr Soetomo, suaminya kemudian menemuinya dan dokter yang merawat bahwa ia telah dinyatakan negatif alias sembuh dari virus corona. "Dokter bilang itu pada suami saya kalau saya sudah kembali sehat. Saya dinyatakan negatif Covid-19," ungkapnya.
Meski kini telah kembali ke rumah, ia harus tetap membatasi kegiatan dan menjaga pola hidup agar tetap sehat. Pemkot Surabaya juga terus memantau kondisi pasien yang sudah sembuh itu melalui Puskesmas terdekat. Bahkan, saat ini Pemkot juga memberikan sejumlah vitamin, suplemen dan makanan sehat. Ia mengaku bersyukur dengan perhatian itu.
"Terima kasih sekali kepada Bu Risma dan jajarannya atas apa yang sudah saya terima. Bahkan selama saya sakit suami dan anak saya diperhatikan. Pemimpin memberi kejelasan terhadap bawahan. Dan bawahan menjalankan tugasnya," ucapnya.
"Peraturan pemerintah itu harus didengar. Ini bukan penyakit atau virus biasa. Saya sudah mengalami ini. Untuk anak muda, sudah tidak usah lagi keluar kalau sekadar nongkrong itu tidak perlu. Kita batasi interaksi. Memang ada dokter tapi, dia juga manusia," pungkasnya.
(rei)