DREAMERS.ID - Usulan lockdown atau menutup akses keluar-masuk di DKI Jakarta bahkan Indonesia menjadi trending di Twitter di tengah pandemi virus corona. Gubernur DKI Jakarta disebut sudah mempertimbangkan opsi itu.
Namun, melansir Detik, lockdown di Jakarta bisa memberi efek buruk cukup besar terhadap perekonomian nasional. Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi Indonesia bisa terkena krisis ekonomi apabila Jakarta diisolasi.
"Indonesia bisa krisis karena lockdown di Jakarta," tegas Bhima. "70% uang juga berputar di Jakarta, ada bursa efek, ada bank sentral. Terlalu beresiko kalau kita mengambil langkah lockdown,"
Ditambah pasokan bahan baku pokok bagi masyarakat Jakarta, khususnya pangan akan terhambat. Karena sejauh ini, Jakarta mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah. Jakarta juga menyumbang 20% inflasi nasional.
"Sementara Jakarta menyumbang 20% total inflasi nasional, kalau barang susah masuk, terjadi kelangkaan pastinya inflasi nasional akan tembus di atas 4-6%. Yang rugi adalah masyarakat sendiri," kata Bhima.
Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
Bhima pun mencontohkan Jakarta bisa mencontoh Singapura yang tidak memberlakukan lockdown tapi membatasi aktivitas di ruang publik. Acara yang melibatkan banyak orang pun dilarang bahkan meski itu adalah acara keagamaan."Langkah yang lebih bijak adalah Singapura, bukan dengan lockdown tapi membatasi aktivitas warga lansia karena ini yang paling rentan karena corona," ungkap Bhima. "Lalu, acara yang melibatkan orang banyak ditunda dulu meskipun acara keagamaan. Jadi clear tidak perlu lockdown, dan penyebaran corona bisa dicegah dengan strategi yang tepat sasaran,"
Beberapa hal di atas memang telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, termasuk meliburkan anak-anak sekolah karena juga dianggap sebagai yang rentan tertular dan sekolah adalah lokasi penyebaran tercepat.
"China juga melakukan lockdown hanya di episentrum wabah corona yakni di provinsi Hubei. Apakah Shanghai dan Beijing di lockdown juga? Setahu saya tidak," jelas Bhima.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sendiri mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan Kepala BNPB Doni Monardo, yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, untuk membicarakan opsi melakukan lockdown di Jakarta
"Dalam kesimpulan tadi, kami memang memandang Jakarta sudah perlu menutup kegiatan-kegiatan, baik kegiatan di dalam maupun kegiatan orang ke Jakarta dan orang luar ke Jakarta. Akan tetapi, kami tidak bisa putuskan sendiri, ini harus dikonsultasikan dengan Kepala BNPB selaku pimpinan pengendalian terkait Corona," kata Anies.
(rei)