DREAMERS.ID - Perang antara Iran-Amerika Serikat sempat disebut akan pecah, lantaran insiden penembakan pesawat yang menyebabkan tewasnya panglima Iran, Qassim Soleimani. Tragedi ini telah diakui Amerika merekalah dalangnya.
Aksi balasan dari Iran yang menyerang pangkalan militer AS pun sudah beberapa kali dilakukan sehingga kabar waspada perang terus bergulir. Namun hal bertentangan disampaikan oleh pihak Iran ketika bertamu ke Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dan bertemu Menko Mahfud MD.
Iran, yang diwakili oleh Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad pada Selasa (21/1) mengatakan jika pihaknya sebenarnya tidak ingin berperang atau pun memulai perang dengan Amerika Serikat.
"Tentu Iran tidak akan ingin berperang, tidak akan ingin mulai berperang," ujar Azad.
Baca juga: Kisruh Dalang dan Penyebab Tewasnya Presiden Iran Dalam Kecelakaan Helikopter
Azad mengatakan, justru dalam keadaan seperti sekarang ini Iran ingin membuka dorum dialog seluas-luasnya, termasuk dengan Amerika. Forum ini bertujuan untuk mengajak seluruh negara bekerja sama memelihara keamanan dan perdamaian dunia.Azad mengatakan kini Iran mendapatkan tekanan luar biasa secara ekonomi dan menyebutnya sebagai kondisi terorisme perekonomian. "Begitu juga Iran diserang oleh AS, Mayjen Soleiman telah diteror oleh mereka, tetapi Iran telah menunjukkan bahwa kami tetap akan bertahan," kata Azad.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Jenderal top Iran bernama Qassim Soleimani terbunuh pada Jumat (31/1) lalu dalam sebuah serangan rudal AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak. Peristiwa ini memicu kemarahan besar dari Iran.
Selain serangan balasan ke markas militer AS di Irak pada Rabu (8/1) dini hari, Iran sekaligus menyatakan keluar dari kesepakatan nuklir tahun 2015.
(rei)