Dreamland
>
Berita
>
Article

Tak Bisa Ubah Kebiasaan Orang Indonesia, Sultan Hamengku Buwono X Komentari Kasus Keraton Sejagat

21 Januari 2020 14:17 | 7293 hits

DREAMERS.ID - Ramainya kasus Keraton Agung Sejagat yang awalnya diduga sebagai modus penipuan dan kedua tersangka telah mengaku jika klaim raja-ratunya hanya khayalan pun mendapat tanggapan oleh Sultan DIY, Hamengku Buwono X.

Sri Sultan mengatakan untuk lebih waspada terhadap gerakan dengan iming-iming untuk mendapatkan sesuatu. Sayangnya, menurut ia, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk warga yang memang telah menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat tersebut.

"Ya keyakinan begitu ya mau apa, dulu arep dadi (mau jadi) anggota (Keraton Agung Sejagat) ora takon aku [tidak tanya saya]," kata Sultan sembari tersenyum melansir Suara.

"Masyarakat hati-hati, soalnya wis (kalau sudah) diiming-imingi susah (tidak bisa menolak). Kan tidak hanya itu, mengko nyetor duit dengan bunga tinggi yo dilakoni (diminta setor uang dengan bunga tinggi juga mau), ternyata juga kan digowo mlayu, iki piye (uangnya juga dibawa lari, bagaimana)," ujar Sultan.

Sultan juga meminta masyarakat untuk lebih kritis keitka mendapat informasi yang dinilai mencurigakan, terutama jika orang tak dikenal tiba-tiba bertamu atau tinggal di lingkungan sekitar. Namun budaya orang Indonesia yang mudah percaya pada orang lain membuat informasi-informasi seperti ini menjadi mudah diterima.

Baca juga: Giliran Deddy Corbuzier Dirikan Kerajaan Sendiri 'Kaisar Jombang Merdeka'

"Bagaimana mewaspadai menjadi sesuatu yang penting, masyarakat kita sangat mudah percaya dengan orang lain, jadi ya susah. Urung karuan kenal wae dipercoyo (belum tentu kenal saja dipercaya), medayoh (bertamu) itu saya bilang kemarin, ora kenal medayoh [tidak kenal tetapi bertamu), paling kita tanyanya hanya asmane sinten (namanya siapa), saking pundi (dari mana), kita enggak akan bicara yang lain karena itu tabu," ucap Sultan.

"Begitu ngobrol sampai siang, monggo dahar rumiyin (silakan makan dulu), ketuk sore urung mulih ngobrol (ngobrol sampai sore), kulo badhe kesah griyo kulo tebih yen kulo nyepeng ten sedalu dhateng mriki kepareng? [Rumah saya jauh, kalau tidur semalam di sini boleh?) Wah njeh monggo (ya silakan), ngerti-ngerti Densus 88 teko kan mesti kena (tahu-tahu ditangkap Densus 88)," terang dia.

"Masyarakat kita, karena terbuka seperti itu, pasti kena, tetapi kan enggak bisa mengubah kebiasaan itu (menjadi) tertutup, satu-satunya cara ya kita sendiri yang harus hati-hati, kita terlalu sangat terbuka masyarakatnya, ora iso nolak (tidak bisa menolak)," imbuh Sultan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dugaan sementara ada ratusan orang yang telah tertipu dengan membayar sejumlah uang karena banyak iming-iming. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iskandar Fitriana Sutisna, Senin (20/1/2020), mengatakan, bahkan ada warga yang harus membayar hingga ratusan juta rupiah demi bergabung dengan keraton tersebut.

Sebanyak 18 saksi yang diduga menjadi korban telah diperiksa. Mereka rata-rata telah membayar Rp3 juta hingga Rp30 juta karena diiming-imingi jabatan dan gaji besar.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio